Masyarakat Indonesia kini tengah menunggu keputusan komisi pemilihan umum yang akan mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pilkada serentak. Setiap kepala daerah yang terpilih, diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara penuh tanggung jawab.
Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, menyampaikan pandangan Buddha terhadap kriteria sosok pemimpin yang bertanggung jawab. Menurutnya, seorang pemimpin perlu memiliki karma baik yang cukup.
"Dalam perspektif agama Budha, khususnya agama Buddha yang berdasarkan Saddharmapun-darika-sutra, seseorang bisa menjadi pemimpin, apakah itu pemimpin di satu provinsi, apakah di satu kabupaten, apakah itu pemimpin di satu negara, itu tentu pertama-tama orang ini mesti punya karma baik yang cukup." kata Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja.
Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja menjelaskan, salah satu kebaikan tersebut yang berkaitan dengan pemikiran Buddhis pada seseorang yang nantinya mampu menjadi
pemimpin yakni orang yang dalam hidupnya betul-betul selalu berusaha untuk bisa menjadi lebih unggul dalah hal berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain.
"Dalam kaitan dengan pemikiran Buddhis pada seseorang yang mampu nantinya itu menjadi seorang pemimpin, dia itu artinya menjadi orang yang betul-betul dalam hidupnya selalu berusaha untuk bisa menjadi lebih unggul. Unggul dalam hal membuat kebaikan, unggul dalam hal melakukan sesuatu yang bisa memberi manfaat kepada orang lain." jelasnya.
Suhadi Sendjaja menambahkan, dalam pandangan Buddha, seorang pemimpin juga harus menjalankan pantangan-pantangan, yakni dapat membedakan hal baik dan hal buruk atau dapat memahami hal yang bermanfaat untuk orang lain dan hal yang merugikan orang lain.
"Jadi, seseorang itu di dalam perspektif agama
Buddha dia juga harus menjalankan pantangan-pantangan, artinya dia itu mampu melatih dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Seseorang pemimpin tau mana yang baik, mana yang tidak baik. Mana yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain, mana yang merugikan orang lain." tambahnya.