Serangan Israel ke Iran Dinilai Amankan Kepentingan Netanyahu

13 June 2025 14:26

Pengamat Timur Tengah Hasibullah Satrawi menilai serangan Israel ke Iran merupakan langkah strategis Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk mengamankan tiga kepentingan utama sekaligus. Ketiga kepentingan utama itu terdiri dari keamanan nasional Israel, stabilitas kekuasaan politiknya, dan posisi tawar dalam perundingan Gaza.

Selain itu, dinamika internal Israel juga menjadi latar belakang penting. Netanyahu baru saja memenangkan voting di parlemen untuk mencegah pembubaran Knesset, yang membuat pemerintahannya bisa berlanjut setidaknya enam bulan ke depan. 

Oleh sebab itu, serangan ke Iran menjadi semacam penguat posisi Netanyahu di dalam negeri yang tengah diguncang konflik politik dan tekanan untuk mundur.

“Serangan ini juga menjadi upaya Netanyahu untuk memperkuat posisinya secara domestik. Dengan menggencarkan operasi militer, dia ingin diposisikan sebagai penyelamat Israel di mata rakyatnya,” ujar Hasibullah dikutip dari Breaking News Metro TV pada Jumat, 13 Juni 2025..

 

Baca Juga: Iran Balas Serangan Israel dengan Mengerahkan 100 Drone
 

Lebih jauh, Hasibullah menilai bahwa serangan ini berkaitan erat dengan perundingan Gaza. Sebab, Bagi Netanyahu, tidak ada perundingan tanpa tekanan militer.

"Ia ingin memperkuat posisi tawarnya dalam negosiasi dengan Hamas melalui aksi militer yang paralel,” ujarnya.

Menanggapi sistem pertahanan udara Iran yang mulai diaktifkan serta potensi balasan dari Teheran, Hasibullah menilai hal tersebut sebagai konsekuensi yang hampir pasti.

“Saya hampir yakin Iran akan membalas. Itu sudah menjadi sikap resmi mereka sejak lama. Namun, saya masih meragukan apakah balasan itu akan dalam skala penuh atau terbatas,” katanya.

Menurutnya, jika Iran melakukan serangan besar-besaran, justru hal tersebut akan menguntungkan Israel. Sebab, Israel ingin perang ini membesar, bahkan menjadi konflik regional.

"Itu akan menjadi jalan keluar dari krisis internal Netanyahu, baik politik maupun hukum, termasuk kasus-kasus korupsi yang tengah dihadapinya,” lanjut Hasibullah.

Namun, Hasibullah menduga Iran akan merespons dengan hati-hati. Iran tentu tidak ingin salah langkah yang bisa menguntungkan Israel.

“Balasan akan tetap ada, tapi kemungkinan besar dalam skala terbatas untuk menghindari keuntungan strategis jatuh ke tangan Israel,” pungkasnya.

Di sisi lain, Hasibullah menjelaskan bahwa konteks serangan ini tidak bisa dilepaskan dari dinamika perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS) yang saat ini masih berlangsung. Di bawah pemerintahan Donald Trump, AS memilih jalur diplomasi, berbeda dengan sikap agresif Israel yang menghendaki aksi militer terhadap Iran.

“Israel memang sejak awal tidak sejalan dengan pendekatan diplomatik Trump. Netanyahu lebih memilih tindakan langsung untuk mencegah Iran menyelesaikan program nuklirnya,” ucapnya.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)