Warga Desa Alur Selebu menjadi satu-satunya desa di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, yang mendapatkan air bersih dari sumur. Air bersih itu dimanfaatkan oleh warga untuk mencuci baju, membersihkan peralatan rumah tangga, mandi, hingga memasak. Bagi warga Desa Alur Selebu, mendapatkan air menjadi salah satu sumber kebahagiaan di kala musibah banjir melanda.
Air sumur tersebut bersih dan tak bau. Terlebih sudah dicek langsung oleh UNICEF ketika tsunami Aceh, pada 2004. Adanya sumber air bersih ini menjadi kebahagiaan tersendiri, setelah beberapa desa lain justru kesulitan mendapatkan air bersih, akibat diterjang banjir.
Dalam pantauan Selasa, 9 Desember 2025, terlihat beberapa warga sedang membersihkan peralatan rumah tangga. Ada yang sedang membersihkan lemari plastik dari sisa material lumpur, dan ada juga beberapa ibu-ibu yang sedang membersihkan baju.
Kegiatan pencucian sudah berjalan hampir satu minggu. Salah satu warga, Sri Andriani, menyebut bahwa begitu air banjir surut, masyarakat langsung mengambil air di sumur cincin untuk mencuci. Mereka juga membawa air dengan jerigen yang akan digunakan untuk memasak.
Sumur cincin ini tak hanya membawa manfaat bagi Desa Alur Selebu, tetapi juga bagi desa-desa lain. Banyak warga desa tetangga yang datang untuk meminta air.
"Alhamdulillahnya begitu air banjir itu surut, enggak usah dikuras, langsung jernih kembali airnya gitu. Jadi bisa langsung dimanfaatkan oleh warga," ujar Andriani, salah satu warga, dalam wawancara dengan Jurnalis Metro TV, Heinrich Terra, pada Selasa, 9 Desember 2025.
Rumah Warga Masih Terendam Lumpur
Warga Desa Alur Selebu hingga kini hanya kembali ke rumah untuk aktivitas singkat hingga saat ini. Mereka akan tetap kembali ke posko pengungsian untuk beristirahat dan tidur. Hal itu karena rumah-rumah di desa masih banyak digenangi lumpur.
Butuh waktu lebih lama untuk membersihkan lumpur dan menunggu lantai kering. Selain itu, besarnya intensitas air yang menerjang saat peristiwa banjir, membuat banyak rumah juga bergeser dari posisi semula.
Andriani pun mengungkapkan harapannya kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi warga di desa. "Rumah-rumah yang papan itu banyak memang bergeser dari posisinya. Jadi harapan kami pemerintah tolonglah perhatikan gitu kan," katanya.
Hingga kini, bantuan yang baru diterima warga desa berupa air mineral, mie instan, telur, berasa, dan kebutuhan konsumsi sehari-hari.
(Nada Nisrina)