Anak-anak Palestina beraktivitas di kamp pengungsian di Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 30 November 2025 19:04
New York: Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan bahwa hampir 9.300 anak di bawah usia lima tahun di Jalur Gaza didiagnosis menderita malnutrisi akut parah sepanjang Oktober.
Dalam pernyataannya di situs resmi pada Sabtu kemarin, UNICEF menyebut krisis malnutrisi semakin mengancam nyawa anak-anak, terutama dengan datangnya musim dingin yang mempercepat penyebaran penyakit dan meningkatkan risiko kematian pada kelompok paling rentan.
UNICEF menyayangkan masih terhambatnya pasokan bantuan musim dingin di perbatasan Gaza. Badan PBB tersebut mendesak agar pengiriman bantuan kemanusiaan dilakukan secara aman, cepat, dan tanpa hambatan.
“Saat musim dingin tiba, ribuan keluarga pengungsi masih bertahan di tempat penampungan sementara tanpa pakaian hangat, selimut, maupun perlindungan memadai dari cuaca. Hujan deras juga telah menghanyutkan sampah dan limbah ke kawasan permukiman,” ujar UNICEF yang dikutip Antara, Minggu, 30 November 2025.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell menyatakan bahwa meski terdapat sedikit kemajuan, ribuan anak balita di Gaza masih menderita malnutrisi akut. Selain itu, banyak anak yang tidak memiliki akses terhadap tempat berlindung, sanitasi, dan perlindungan yang layak dari kondisi musim dingin.
Russell menyerukan pembukaan seluruh penyeberangan menuju Jalur Gaza dengan prosedur izin yang disederhanakan dan dipercepat, serta prioritas jelas bagi masuknya bantuan kemanusiaan melalui semua rute yang memungkinkan, termasuk Mesir, Israel, Yordania, dan Tepi Barat.
Peringatan tersebut disampaikan meski gencatan senjata telah disepakati dan mulai berlaku pada Oktober. Gaza tetap menghadapi tekanan kemanusiaan yang kian meningkat. Kantor media pemerintah Gaza melaporkan bahwa badai musim dingin terbaru merusak sekitar 22.000 tenda pengungsi dan menyebabkan lebih dari 288.000 rumah tangga kehilangan perlindungan dari dingin dan hujan.
Pihak berwenang setempat memperkirakan Gaza membutuhkan sekitar 300.000 tenda dan unit rumah prefabrikasi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal minimum bagi warga Palestina. Kebutuhan mendesak itu muncul setelah infrastruktur sipil di wilayah tersebut hancur akibat perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan hampir 70.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.900 lainnya. Perang tersebut juga menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza.
Baca juga: Warga Gaza Hadapi Musim Dingin Tanpa Cukup Makanan dan Tenda