20 September 2023 19:31
Isu dua poros koalisi kembali muncul mendekati masa pendaftaran capres-cawapres. Di sisa waktu yang ada, peluang terbentuknya dua poros koalisi dinilai kecil, tapi masih bisa terjadi.
"Kalau misalnya ada hitung-hitungan di putaran kedua potensi salah satu di antara kedua nama tadi (Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto) kecil untuk menang dan saat yang sama Mas Anies mengalami peningkatan elektabilitas, bisa jadi munculnya dua poros itu menjadi kenyataan," tutur Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Primetime News Metro TV, Rabu 20 September 2023.
Meski demikian, terbentuknya dua poros koalisi diakui hanya memiliki peluang kecil. Apalagi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo saat ini sama-sama memiliki potensi untuk menang di Pilpres 2024.
"Kalau elektabilitas Pak Prabowo dan Mas Ganjar masih statistically tied, kemungkinan besar keduanya akan ngotot maju sebagai orang nomor 1 (calon presiden)," kata Burhanuddin.
Dinamika politik jelang Pilpres 2024 memang masih sulit diprediksi. Kemungkinan terbentuknya dua poros koalisi sempat disampaikan beberapa politikus, mulai dari politikus PDIP Aria Bima dan Eriko Sotarduga, hingga terbaru Waketum PKB Jazilul Fawaid.
Politikus PDIP Eriko Sotarduga menjelaskan, segala kemungkinan bisa terjadi dalam dunia politik. Eriko menyebut, kemungkinan adanya dua poros tidak tertutup.
"Empat poros kemungkinan paling kecil. Justru yang mungkin sekarang yang kurang lebih bisa seperti tiga poros besar kemungkinannya adalah dua poros," kata Eriko.
Eriko juga menegaskan, pihaknya telah memiliki bakal calon presiden sesuai mandat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, hal itu tidak berarti PDIP menutup kemungkinan partai lain bergabung.
Menurut Eriko, saat ini kemungkinan terkecil adalah pihaknya bergabung dengan koalisi pendukung Anies Baswedan yang mengedepankan perubahan. Sementara soal peluang bergabungnya Ganjar dan Prabowo, kata Eriko, sangat mungkin.
"Kalau dalam pertemuan kita bersama-sama begitu, terus Mas Ganjar capresnya kemudian wakilnya Pak Prabowo, why not? Saya rasa itu mungkin sekali," ujarnya.