6 September 2023 23:14
Pemerintah berkomitmen penuh untuk memperbaiki tata kelola industri kelapa sawit Indonesi dari hulu ke hilir. Tata kelola yang baik dimulai dari benih unggul, bermutu, dan bersertifikasi yang didukung pengawasan. Penggunaan benih sangat berpengaruh pada peningkatan produksi dan hasil tanaman perkebunan.
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengungkap, pembangunan perkebunan Indonesia telah masuk ke kurva kedua. Hal itu ditandai dengan 30-40% tanaman perkebunan di Indonesia rusak serta tidak produktif.
Guna menyelesaikan persoalan itu, perlu ada re-planting atau peremajaan. Namun, Kementan saat ini terkendala pada anggaran yang terbatas.
"Jadi hampir 1,62 juta hektare hari ini harus segera kita re-planting. Itu membutuhkan anggaran Rp16 triliun," jelas Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah.
Ditjen Perkebunan, kata Andi Nur, saat ini sudah berkolaborasi dengan sektor swasta untuk menjaga perkebunan Indonesia. Kolaborasi itu diwujudkan dengan dibuatnya aplikasi Bank Benih Perkebunan (BabeBUN) untuk akselerasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Aplikasi BabeBUN akan diluncurkan pada Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2023. Gelaran tersebut akan digelar pada 7 hingga 9 September 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.
Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong peningkatan investasi dan ekspor komoditas perkebunan. Salah satunya dengan menggelar forum investasi dan business matching komoditas perkebunan di BUNEX 2023 guna membangun business networking antara pelaku usaha dan off taker atau mempertemukan buyer komoditas perkebunan dengan para petani.