15 July 2023 20:36
Berawal dari operasi intelijen, lahirlah pondok pesantren yang kini bernama Al Zaytun. Mulanya, Al Zaytun didirikan untuk menjinakkan gerakan radikal Negara Islam Indonesia (NII). Celakanya, dalam perkembangannya kini justru lepas kendali dari pengawasan intelijen.
Jengkel dan kesal, itu lah yang dirasakan Kepala Staf Presiden Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko. Mantan Panglima TNI itu geram lantaran dituding membekingi eksistensi Al Zaytun.
"Saya katakan kemaren, Pak Iman salah mium obat, kalau engga sudah mulai pikun, jadi omongannya tidak bisa dipercaya. Karena apa yang diomongkan tidak seperti yang sesungguhnya. Jadi, jangan aneh-aneh lah," ujar Moeldoko.
Sementara itu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara As'ad Said Ali menyebut, di awal perkembangannya Al Zaytun dibina dan dibesarkan di era Presiden Soeharto, dengan tujuan menjinakkan gerakan radikal NII. Celakanya, dalam perkembangannya kini justru lepas kendali dari pengawasan intelijen.
Jika Al Zaytun merupakan hasil operasi intelijen untuk menjinakkan gerakan radikal NII, lalu bagaimana dengan nasib keberadaan Al Zaytun?
"Pemerintah itu tidak pernah membubarkan pesantren, dan saya berfikir kita jangan membuat preseden untuk membubarkan pesantren. Pesantren Ngruki yang melahirkan banyak teroris muali dari Abu Bakar Baasyir dan cabang-cabangnya itu tidak dibubarkan. Terus bagaimana? Panji Gumilangnya yang kita tindak secara hukum bukan pesantrennya," ujar Menko Polhukam Mahfud MD.