29 August 2024 23:26
Berbagai kejutan muncul di Pilkada 2024. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah ambang batas pencalonan berdampak besar pada peta politik Pilkada.
Setelah bisa mengusung sendiri, PDI Perjuangan memilih mengajukan kader-kadernya. Paslon Pramono Anung-Rano Karno untuk Pilkada Jakarta, salah satunya. Padahal nama Anies Baswedan digadang-gadang menjadi cagub yang diusung PDI Perjuangan di Jakarta.
Sementara itu di Banten, kader Golkar Airin Rachmi Diany nyaris tidak diusung partainya sendiri sebagai calon gubernur Banten. Tiket Airin menuju Banten justru didapat pertama kali dari PDI Perjuangan. Sehari setelah PDI Perjuangan mengusung Airin, barulah Golkar memberikan dukungan ke Airin.
Perubahan dukungan banyak terjadi pada masa injury time atau masa endgame ini. Beberapa kandidat Kepala Daerah ada yang mundur, ada yang batal diusung, tapi ada juga nama yang baru muncul di sejumlah wilayah. Pilkada 2024 diprediksi bakal menjadi pertarungan habis-habisan antara KIM Plus dan PDI Perjuangan di sejumlah wilayah.
Mengapa banyak plot twist yang terjadi? Apakah perubahan-perubahan ini baik bagi demokrasi?