Perekonomian Indonesia menunjukkan ketangguhan di tengah gejolak global. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 akan berada di kisaran 4,9 hingga 5,2%.
Prediksi ini didasarkan pada kondisi global yang belum stabil. Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% hingga berakhirnya era windfall dari komoditas seperti CPO dan batubara.
Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani mengatakan ketidakpastian global dan tantangan domestik menjadi faktor utama yang mempengaruhi proyeksi ini. Shinta menyoroti lima sektor utama yang akan mendominasi distribusi PDB tahun depan, yaitu industri pengolahan,
pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi.
"Paket kebijakan
ekonomi maupun stimulus yang diberikan pemerintah ini harus padai. Jadi dengan kata lain kita melihat secara menyeluruh, mungkin awal yang sudah dilakukan pemerintah ini sudah baik tapi kita perlu untuk melihat dari
scop yang lebih luas," kata Shinta, baru-baru ini.
Di sisi lain, sektor akomodasi, jasa perusahaan, dan transportasi diprediksi mengalami tekanan karena pengurangan anggaran perjalanan dinas pemerintah hingga 50%. Namun, Shinta menyebut ada optimisme pada sektor ekonomi digital dan hijau.
Transformasi digital dan ekspansi e-commerce diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Apindo juga memprediksi inflasi domestik dapat dijaga pada kisaran 2,5?ngan deviasi 1% sesuai dengan target Bank Indonesia.