Kuasa hukum keluarga korban penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Tumbur Aritonang mengungkap bahwa pihak keluarga menemukan luka lebam di sekujur tubuh korban. Tak hanya luka lebam, terdapat pula luka memar.
"Saat korban dibawa ke RS Polri, keluarga diperbolehkan melihat kondisi korban. Keluarga melihat ada beberapa luka lebam biru hampir di sekujur tubuh, dada, perut, bagian tangan, dan luka memar ditangan," kata Tumbur dalam tayangan Metro Siang, Minggu, 5 Mei 2024.
Luka-luka tersebut, kata Tumbur, terlihat secara kasat mata oleh pihak keluarga. Sehingga, korban diduga dianiaya.
Saat ini, kuasa hukum dan keluarga korban belum mendapatkan hasil autopsi. Rencananya, mereka akan mendatangi Polres Jakarta Utara untuk menanyakan hasil autopsi korban pada Senin, 6 Mei 2024.
"Besok kami berencana mendatangi Polres Jakarta Utara untuk menanyakan hal tersebut dan koordinasi terkait beberapa hal," ujar Tumbur.
Peristiwa ini bermula saat korban bersama empat teman seangkatan selesai melakukan kegiatan jalan santai pada Jumat pagi, 3 Mei 2024. Selanjutnya, korban dan rekan-rekannya dipanggil para senior terduga pelaku dan menegurnya.
Para senior itu mempermasalahkan korban yang masih menggunakan pakaian olahraga dan diminta ke kamar mandi di lantai 2. Di sana, mereka diminta untuk berbaris dengan posisi korban berada di depan teman-temannya.
"Kemudian korban dipukul dengan tangan mengepal sebanyak lima kali ke arah ulu hati, setelah itu korban lemas langsung terkapar," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan saat dikonfirmasi.
Setelah itu, rekan seangkatan korban diminta pergi dari kamar mandi untuk kembali mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara itu, korban langsung dibawa ke klinik kampus. Nahasnya, pria asal Bali ini dinyatakan sudah tidak bernyawa.
Jenazah korban yang mulanya berada di Rumah Sakit Taruma Jaya sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terutama, laboratorium forensik dan visum guna mengetahui pasti penyebab kematian.
"Ada dugaan akibat kekerasan yang dilakukan oleh oknum seniornya tingkat 2 dalam kegiatan tadi pagi yang dilakukan oleh senior-seniornya terhadap korban," ujar Gidion.
Sejumlah senior korban telah diamankan di Polres Metro Jakarta Utara untuk menjalani pemeriksaan intensif. Polisi juga telah memeriksa CCTV untuk menyamakan dengan keterangan para senior korban tersebut.