2 December 2023 21:21
Sosok ideal pemimpin bangsa menjadi salah satu isu yang banyak disorot dalam kampanye Pemilu 2024. Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan misalnya, menyerukan pentingnya melihat rekam jejak calon pemimpin dalam menentukan pilihan di Pilpres 2024. Sementara calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo prihatin dengan banyaknya pemilih pemula yang lebih tertarik pada gimik yang dipertunjukkan peserta Pilpres ketimbang mencermati visi misi mereka sebagai calon pemimpin.
Pentingnya melihat rekam jejak calon pemimpin dalam menentukan pilihan di Pilpres 2024 menjadi hal yang ditekankan calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dalam kampanye di Bandung, Jawa Barat, Rabu 29 November 2023. Anies Baswedan meminta para pemilih untuk cermat sebelum menentukan pilihannya di Pilpres 2024. Tak hanya visi dan misi, pemilih juga harus melihat rekam jejak calon pemimpin tersebut.
Selain menyorot pentingnya rekam jejak calon pemimpin, Anies Baswedan juga menyinggung soal fenomena munculnya pemimpin instan yang mendadak berkarya untuk masyarakat. Anies memastikan, prediktor terbaik untuk masa depan yakni rekam jejak di masa lalu.
"Lihat lah rekam jejaknya, rekam karyanya, rekam gagasannya, rekam kepemimpinannya, ini mendadak pemimpin atau dari dulu pemimpin? Ini instan pemimpin atau dari dulu dia pemimpin? Ini dari dulu sudah berkarya untuk masyarakatnya atau mendadak berkarya untuk masyarakatnya? betul tidak?" kata Anies di acara 'Desak Anies episode 3 Bandung', Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu, 29 November 2023.
Sementara itu, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memprihatinkan fenomena banyaknya pemilih terutama pemilih pemula, yang tidak tertarik dengan visi misi capres cawapres. Berbicara usai menghadiri pembukaan Mubes IX PGPI di Jakarta, Kamis 30 November 2023 lalu, Ganjar mengatakan saat ini banyak pemilih pemula lebih menikmati gimik atau permainan peran yang disajikan peserta Pilpres.
Menurut Ganjar, hal ini cukup memprihatinkan karena para peneliti pernah mengungkapkan bahwa demokrasi bisa berjalan jika semua kandidat bisa menyampaikan ide dan gagasannya.
"Saya menghormati gimik orang, tapi hari ini anak-anak muda mesti diedukasi. Saya baca siapa Mbak Okky Madasari, dia menyampaikan kami anak muda tersinggung kalau sekadar dikasih gimik. Maka perlu pencerdasan edukasi politik berdasarkan apa programnya untuk anak muda. Ketika saya ketemu anak muda, tidak semua anak muda suka gimik kok," ujar Ganjar di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Kamis 30 November 2023.
Meski tidak menyebut siapa peserta Pilpres yang dikritiknya, pernyataan keprihatinan Ganjar Pranowo terkait dipakainya gimik oleh peserta Pilpres 2024 seolah ditujukan pada gaya kampanye capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Sebab kritik Ganjar mengemuka saat sebutan gemoy yang kerap dilekatkan warganet ke calon presiden Prabowo Subianto belakangan kian diamplifikasi Tim Sukses Prabowo-Gibran untuk menarik atensi publik.
Strategi itu tampaknya berbuah hasil meski mengundang kritik dari kompetitor Prabowo. Terkait kritik pada gaya kampanye Prabowo ini, Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Roslan Roslani membantah pihaknya hanya menjual gimik.
"Anak-anak muda ini kita harus tarik atensinya dan harus diingat ini yang 'gemoy' ini yang begitu sekarang menjadi perhatian dan menarik perhatian para anak muda itu tumbuh secara organik loh, bukan kami yang bikin ini," kata Rosan.
Tentu semua sepakat aspek gagasan jauh lebih penting dihadirkan dalam kontestasi Pemilu 2024. Apalagi yang dibutuhkan ke depan adalah pemimpin yang punya kapasitas mengelola pemerintahan, bukan pemimpin dengan rekam jejak tidak jelas atau lebih-lebih hanya pandai membuat gimik.