Jateng Sudah Digarap Kaesang, PDIP Bisa Apa?

8 July 2024 00:26

Jumat 5 Juli lalu, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep blusukan dan menyapa warga Tanjung Priok, Jakarta Utara. Blusukan ini dilakukan di tengah ramai pembicaraan soal pencalonan anak bungsu Presiden Jokowi di Pilgub Jakarta.

Ketua umum PSI yang juga putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep disambut masyarakat dan para pengurus PSI. Terlihat warga bergantian foto bersama. Setelah itu Kaesang melaksanakan salat Jumat bersama warga di Masjid Nurul Ulum. Kaesang menyebut kegiatan ini sebagai silaturahmi dengan relawan Presiden Joko Widodo.

Meski rajin blusukan di Jakarta, Kaesang tetap tidak kompetitif. Yang mengejutkan nama Kaesang justru punya elektabilitas tertinggi di Jawa Tengah. Seminggu lalu Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei elekabilitas kandidat di Jawa Tengah. Hasilnya Kaesang Pangarep menempati urutan teratas.

Dalam simulasi enam nama Kaesang Pangarep unggul dengan perolehan 25,6%, disusul Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dengan perolehan 16,1%. Di posisi ketiga ada nama Wagub Jawa Tengah periode 2018-2023, Taj Yasin Maimoen dengan perolehan 13,4%. Disusul politisi PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul dengan 9,7?n politisi Gerindra Abdul Wachid 6,2%.

Setelah LSI, kini giliran Indikator Politik Indonesia merilis survei elektabilitas bakal calon gubernur Jawa Tengah jelang Pilkada 2024. Survei digelar pada 10 hingga 17 Juni 2024 di Provinsi Jawa Tengah dengan margin of error 3,5%. Adapun responden survei yang dilibatkan sebanyak 800 orang dengan kriteria usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Pada simulasi top of mind atau simulasi yang dilakukan tanpa memberi nama calon, nama Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi merupakan nama yang paling banyak disebut, dengan perolehan angka 8,6%. Sementara nama Kaesang justru berada di posisi kelima.

Sementara itu dalam simulasi 10 nama, elektabilitas ketua umum Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep mencapai 22,8%. Disusul Irjen Pol Ahmad Luthfi yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas 18,7%.

Sementara itu dalam simulasi empat nama ketika nama Kaesang Pangarep dihilangkan dalam survei, suara pendukung Kaesang beralih ke Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen.

Lalu bagaimana mungkin Kaesang yang tidak punya reputasi dan rekam jejak di Jawa Tengah bisa mendominasi survei elektabilitas?

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dan Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi memiliki jawaban yang sama. Yaitu karena Kaesang merupakan anak Presiden Joko Widodo. 

Memang Kaesang sebenarnya masih ingin maju di Pilkada Jakarta dengan lebih rajin blusukan di kota terbesar di Indonesia tersebut. Namun elektabilitas yang tidak kompetitif mengharuskan kubu Kaesang memikirkan opsi lain. Dan Jawa Tengah adalah opsi yang paling realistis dan memiliki peluang menang yang besar.
 

Baca juga: Bobby Nasution Didukung 7 Parpol di Pilgub Sumut, PDIP Gamang

Menyadari itu, kubu Kaesang tampaknya serius menggarap Jawa Tengah. Dua lembaga yang merilis hasil survei dalam selang waktu hanya seminggu, mengindikasikan bahwa Jawa Tengah memang sedang digarap oleh kubu Kaesang Pangarep dan mau tidak mau akan ada pertarungan trah Jokowi versus PDIP lagi seperti di pemilu presiden yang lalu.

Jika pada pilpres lalu, trah Jokowi sukses mematakan mitos Jawa Tengah kandang Banteng, akankah Pilkada 2024 giliran Kaesang yang melakukan hal serupa? Bisa jadi, sebab PDIP sendiri tampak telat melangkah.

Salah satu alasan mengapa Kaesang memiliki elektabilitas tinggi, karena belum munculnya nama lain yang didorong oleh partai politik. PDIP misalnya, bukan melakukan langkah cepat memunculkan nama kandidat, petinggi 'Partai Banteng' itu justru memunculkan sinyal yang membingungkan bagi konstituennya.

Di satu sisi Sekjen Hasto Kristiyanto menyatakan akan mengusung kader sendiri. Tapi Ketua DPP PDIP Puan Maharani justru memberi sinyal terbuka untuk mengusung Kaesang. 

Sinyal Puan itu bisa ditangkap oleh konstituen PDIP sebagai bentuk penerimaan terhadap Kaesang dan bisa membuat mereka mengarahkan dukungan kepada putra Presiden Jokowi tersebut. 

Jika PDIP terus ragu-ragu dan terus memberi bola tanggung seperti itu, bukan tidak mungkin apa yang terjadi di Pilpres 2024 terjadi lagi ketika calon PDIP pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud kebingungan menempatkan positioning terhadap posisi Presiden Jokowi. Dan tanda-tanda kekalahan kedua PDIP dari trah Jokowi memang sudah sangat kelihatan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)