Dalam beberapa bulan terakhir, situasi politik menjelang Pilkada DKI Jakarta 2024 menghangat. Munculnya berita palsu dan kampanye agresif dapat memicu terjadinya ketegangan dan polarisasi di masyarakat yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Melihat problem tersebut, Polda Metro Jaya melaksanakan kegiatan cooling system sebagai upaya meningkatkan komunikasi dan kolaborasi anatara pemerintah dengan masyarakat, serta menjadi platform digital untuk mengedukasi publik tentang pentingnya menjaga perdamaian selama Pilkada 2024.
Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Harri Muharram Firmansyah mengatakan Polda Metro Jaya mengupayakan
cooling system untuk menjaga stabilitas kedamaian di Pilkada Jakarta. "Kegiatan ini mengadopsi konsep operasi Nusantara Cooling System (NCS) dan kita terapkan sesua karakteristik Jakarta," kata Kombes Pol Harri.
Ketua KPU Provinsi Jakarta Wahyu Dinata menuturkan Pemilu bukan sekedar pekerjaan penyelenggara Pemilu, menurutnya ini adalah pekerjaan bersama. "Komitmen kita melibatkan berbagai
stakeholder dan masyarakat adalah bagian dari mitigasi persoalan yang kemungkinna terjadi pada pemungutan suara," kata Wahyu.
Wahyu menyebut proses pemungutan suara yang sudah berlangsung hampir 10 bulan diharapkan dapat menciptakan kondusivitas Pilkada Jakarta.
Ketua Umum DPP Forum Komunikasi Kaum Betawi Indonesia (Forkabi) Mohammad Ihsan menuturkan Pilkada Jakarta seharusnya dilaksanakan secara riang gembira, dan utuh.
"Bagi saya pilpres di Jakarta pun berjalan baik, tidak ada lagi berita hoaks yang secara masif diadopsi masyarakat. Saya melihat pilkada besok akan berjalan lancar dan aman," kata Ihsan.
Kombes Pol Harri menyatakan akan melakukan upaya-upaya mencegah penyebaran ujaran kebencian dengan operasi
cooling system. Hal ini akan diejawantahkannya dalam amplifikasi, imbauan-imbauan Katibmas, bakti sosial, bakti kesehatan, dan sosialisasi.
Streaming