28 December 2023 22:35
Sejumlah intrik dan manuver banyak terjadi di 2023 atau 1 tahun jelang Pemilu Serentak 2024. Tarik ulur kepentingan menjadi pertarungan elit dalam Pilpres ketimbang Pileg. Ada yang mengaku ikhlas, ada pula yang setengah hati menerima kenyataan tidak jadi kandidat. Berikut ini sejumlah peristiwa politik yang terjadi sepanjang 2023.
Pergantian 2023 menuju 2024 menandai makin dekatnya waktu Pemilihan Umum Serentak 2023. Syarat pertarungan elite dalam Pilpres daripada Pileg. Dominasi isu Pilpres disebabkan karena gesekan antara elite, termasuk faktor Presiden Joko Widodo.
Dengan jumlah 128 kursi di DPR, PDIP sebenarnya punya tiket emas untuk mengusung capres dan cawapres dengan leluasa. Tapi faktanya, pada perayaan setengah abad partai di Januari 2023, PDIP masih belum punya capres.
Ketika itu, suara banteng terbelah antara mendukung Puan Maharani atau Ganjar Pranowo. Megawati sebagai Ketua Umum dalam pidatonya lantas menegaskan urusan capres dan cawapres adalah urusan dirinya.
Selain urusan calon, hal menarik dari pidato Mega saat HUT adalah tentang peran PDIP untuk Jokowi. Menurut Mega, Jokowi bukan siapa-siapa kalau tidak ada PDIP.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menegaskan meski NasDem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bacapres, tapi sikap NasDem kepada pemerintahan Joko Widodo tidak berubah.
Surya Paloh menegaskan NasDem mendukung semua program pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga akhir. Elektabilitas Anies Baswedan sebagai bacapres pada awal Januari 2023 masih moncer berada pada urutan kedua setelah Ganjar Pranowo.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar meresmikan Sekretariat Bersama. PKB membawa proposal Hasil Ijtima Ulama Nusantara yang memberikan mandat ketua umum PKB Muhaimin Iskandar maju sebagai capres atau cawapres di 2024. Prabowo Subianto pun mempertimbangkan proposal PKB.
Gerak Prabowo mendekati Gibran mulai tercium awal tahun. Misalnya dalam pertemuan di Surakarta, Prabowo menyebut Gibran punya komitmen tinggi mengabdi kepada masyarakat. Akhir Januari juga menjadi momen keputusan anak bungsu presiden, Kaesang Pangarep terjun ke politik.
Pada Februari 2023, Ketua Umun Partai NasDem menyambangi Partai Golkar. Satu hari kemudian, Wakil Ketua Majelis Suro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman bersama jajarannya menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Nasdem Tower Jakarta Pusat. Kedatangan PKS dalam rangka pembicaraan rencana deklarasi Koalisi Perubahan.
Sementara itu, saling puji Prabowo Subianto dan Joko Widodo kembali terjadi pada HUT ke-15 Partai Gerindra. Prabowo menyebut Jokowi sebagai sosok pemberani. Prabowo mengatakan dirinya membela Jokowi bukan karena mau menjilat.
Pada bulan ini pula nama Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka masuk dalam bursa cawapres di Pilpres 2024. Saat itu, Gibran mengatakan usia dirinya belum memenuhi persyaratan untuk maju sebagai cawapres 2024.
Sementara itu pada 23 Februari, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai presiden 2024. Salah satu alasan yang membuat PKS mendukung Anies sebagai capres adalah kesuksesannya n membangun DKI Jakarta.
Pada 2 Maret 2023, bacapres Anies Baswedan menggelar rapat bersama Kuta Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Majelis Tinggi Partai (MTP). Hasilnya, Partai Demokrat memberikan kepastian mengusung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Pada 14 Maret, Presiden Joko Widodo membantah tuduhan menjodohkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto. Hal itu gara-gara Jokowi menghadirkan keduanya bersama saat acara panen raya di Kebumen, Jawa Tengah.
Selengkapnya simak dalam video Kaleidoskop Politik 2023.