MUI Rekomendasikan Ribuan Santri di Al Zaytun Dibina

4 July 2023 19:53

Gonjang-ganjing perkara hukum pimimpinan Al Zaytun Panji Gumilang, membuat orang tua para santri Al Zaytun melawan. Wali santri resah dengan tuduhan miring kepada Panji Gumilang. Pemerintah menyatakan, Al Zaytun tidak akan ditutup, tetapi akan ditata dan dibina.

Pada 3 Juli, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan rekomendasi agar yayasan yang menaungi Pesantren Al Zaytun, yaitu Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) ditutup dan Panji diproses hukum. Sementara mengenai nasib santri, MUI merekomendasikan agar santri, guru pengajar dan staf pesantren dibina.

Sementara di Jawa Tengah, wali santri bernama Imam Triyono, melaporkan pendiri NII Crisis Centre ke Polda Jawa Tengah. Imam yang menitipkan anak perempuannya belajar di Ponpes,  hendak melawan narasi yang menyebut ada tindak asusila dan sesat di Al Zaytun.

"Di sana mengadopsi modern, sehingga dari kecil sampai perguruan tinggi bisa. DI tempat putri kami semua perempuan. Jadi, dibeda-bedakan," ujar Imam.
 
Kegelisahan wali santri seperti Imam, juga dirasakan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. 
 
Moeldoko mendukung proses hukum yang berjalan kepada Panji Gumilang, sebagai bagian untuk membuktikan apakah benar isu sesat benar-benar terjadi di Ponpes Al Zaytun atau hanya persepsi yang dibangun oleh oknum.

Kekhawatiran nasib pendidikan di Al Zaytun, sebenarnya sudah dijawab oleh pemerintah. pemerintah menegaskan, proses hukum kepada Panji Gumilang, tidak akan melanggar hak pendidikan santri. Pendidikan di Mahad Al Zaytun tetap bergulir dengan pembinaan.

Polemik Ponpes Al Zaytun bergulir setelah sejumlah tindakan dan ucapan Panji Gumilang dinilai sesat oleh MUI. Misalnya, soal perempuan menjadi khatib Salat Jumat yang berisi makmum pria. Lalu ada pula, soal kitab suci Al Quran sebagai kalam Nabi Muhammad. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M. Khadafi)