Krisis air bersih akibat kemarau berkepanjangan dilaporkan terus melanda sejumlah kecamatan Di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Warga di 32 desa yang tersebar di 4 kecamatan harus menggantungkan kebutuhan air bersih dari suplai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata.
Seperti warga di 27 Desa Kecamatan ile Ape dan ile Ape Timur, kesulitan mendapatkan akses air bersih. Warga harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer untuk mendapatkan pasokan air payau di sumur tua.
Warga pun harus bolak balik menggunakan sepeda motor demi bisa mengambil air bersih. Hal tersebut mengakibatkan warga mengalami gagal panen, padahal mayoritas warga bekerja sebagai pertani.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Lembata Stefanus Hede Wadu mengatakan di Kabupaten Lembata, secara keseluruhan hampir merata semua kecamatan mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
Stefanus menambahkan ada 32 desa di empat kecamatan mengalami krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini terfokus masyarakat Desa yang terdampak badai seroja empat kecamatan tersebut adalah Ile Ape, Ile Ape Timur, Atadei
Menurut Stefanus, saat ini BPBD Lembata tidak ada anggaran untuk mensuplai air bersih. Jumlah lokasi yang mengalami krisis air bersih dimungkinkan akan terus bertambah, mengingat musim kemarau tahun ini diprediksi akan berlangsung lebih panjang.
Disebutkan, dari empat kecamatan terdampak krisis air bersih terparah ada di Kecamatan Ile Ape yakni di Desa Amakaka, Desa Tanjung Batu, Desa Beutaran, Desa Tagawiti. Kecamatan Ile Ape Timur yakni Desa Lamawolo, Desa Waimatan. Kecamatan Atadei Desa Atakore, Desa Nubahaeraka, Desa Lusilame, Desa Nuba Atalojo, Desa Lerek.Kecamtan Buyasuri Desa Tobotani.