17 September 2025 22:35
Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) menyuarakan penolakan keras terhadap penggunaan baki atau wadah makan impor asal Tiongkok dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah. Penolakan ini didasarkan pada temuan yang mengindikasikan bahwa proses pembuatan baki tersebut tidak halal karena diduga terpapar minyak babi.
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU DKI Jakarta, Rakhmad Zailani Kiki menyatakan, meskipun pihaknya sangat mendukung program MBG untuk pemenuhan gizi para siswa dan santri, aspek kehalalan peralatan yang digunakan tidak bisa ditawar.
"Kami harapkan pengadaan peralatannya, yaitu baki atau nampan, perlu diperhatikan dari kehalalan dan thayyib-nya. Halal dalam arti prosesnya jangan sampai melibatkan unsur-unsur yang najis atau haram, misalnya menggunakan minyak babi," ujarnya.
Menurutnya, RMI NU memiliki bukti dari hasil investigasi yang dilakukan oleh perwakilan Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU Jakarta ke Tiongkok. "Terbukti dari hasil investigasi kami, perwakilan kami sudah ke sana ke Tiongkok dan melihat bahwa prosesnya tidak halal, masih menggunakan (unsur) babi," tegasnya.
Atas dasar temuan tersebut, Asosiasi Pesantren NU menuntut pemerintah untuk segera menghentikan pengadaan dan impor baki yang diragukan kehalalannya tersebut. Mereka menegaskan, program MBG harus terus berjalan, tapi dengan memastikan seluruh perangkat yang digunakan terjamin suci dan halal, sejalan dengan prinsip halalan thayyiban.