Zohran Mamdani Tampil Lebih Segar Dibandingkan Dinasti Politik Cuomo

11 November 2025 12:07

Direktur Presiden Nusantara Foundation Dr. Imam Shamsi Ali menyebut Zohran Mamdani adalah wajah baru politik Amerika Serikat. Ia menyebut para pemilih menginginkan nuansa dan ide-ide baru dibandingkan dinasti politik Andrew Cuomo.
 
"Cuomo itu bapaknya seorang gubernur dan dia juga mantan gubernur selama tujuh tahun sebelum terpaksa harus mundur karena beberapa kasus. Salah satunya adalah pelecehan kepada wanita. Jadi intinya adalah apa yang dibawa oleh Zohran ini sesuatu wajah baru. Perpolitikan di AS membutuhkan wajah baru," kata dia dalam Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Selasa, 11 November 2025.
 
"Budaya politik AS tentu adalah sesuatu yang menantang. Saya kira dengan keterbukaan media khususnya media sosial. Sesuatu yang baku pada masa lalu itu tidak harus menjadi sebuah panutan. Kalau sekiranya kita harus bertahan pada kultur politik lama, maka pastinya yang menang itu adalah seorang dinasti Cuomo," tambahnya.

Latar Belakang Zohran Mamdani

Ia menambahkan Zohran adalah pendatang ke AS. Kebijakan Trump yang anti imigran dan mendapat penolakan dari warga membuat Zohran menjadi sosok yang diharapkan oleh pemilih pendatang.
 
Baca: Trump Sebut Biden Presiden Terburuk dalam Sejarah, Tuduh Penyebab Inflasi
 
"Zohran Mamdani ini memang pendatang ke AS ketika umur 7 tahun dan baru menjadi warga AS sekitar lima tahun yang lalu. Jadi setahun sebelum menjadi anggota DPRD negara bagian New York," katanya.
 
"Makanya kebanyakan mayoritas pemilih dari Zohran ini anak muda. Mereka yang ingin sesuatu nuansa baru, wajah baru, pemikiran baru, terobosan baru, dan ide-ide baru. Dan ini semua didukung dengan kemajuan-kemajuan sesuatu yang baru juga termasuk media sosial," ucapnya.

Kebijakan Trump: Senjata Makan Tuan 

Kemarahan warga Amerika Serikat atas kebijakan Trump membuat calon-calon Demokrat diuntungkan dalam pemilihan darah. Mereka tampil sebagai harapan di tengah pembekuan demokrasi.
 
"Apa yang dilakukan oleh Trump dalam beberapa waktu terakhir ini itu terjadi semacam pembekuan demokrasi. Demokrasi dilecehkan dengan berbagai cara. Bahkan perundang-undangan itu dilangkahi sedemikian rupa. Sehingga anak-anak muda dan warga negara Amerika saya kira banyak yang kemudian sudah mulai marah. Beberapa pemilihan daerah termasuk New Jersey, Virginia,  dukungan calon-calon yang didukung Donald Trump justru dikalahkan oleh Demokrat. Jadi suara Donald Trump ini tidak banyak didengarkan lagi," tuturnya.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Diva Rabiah)