Respons Wacana Merger GoTo-Grab, Ini Kata Analis

13 November 2025 14:20

Jakarta: Wacana merger antara PT Gojek Tokopedia (GoTo) dengan Grab mencuat beberapa waktu lalu. Setelah sempat saling membantah, pihak Istana justru mengonfirmasi wacana tersebut.

Ketua Umum Perkumpulan Efek Indonesia David Sutyanyo menilai wacana tersebut belum memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham. Namun, jika wacana tersebut benar-benar terjadi, maka ada beberapa isu yang harus dijelaskan ke publik.

Pertama, tekait persaingan usaha. Baik Gojek dan Grab tidak hanya bersaing dari sisi transportasi saja, melainkan juga dari sisi fintech dan juga e-gateway payment. Keduanya harus menjelaskan skema terbaru ke publik jika benar-benar merger.

"Mereka punya bank juga di Indonesia. Nah, itu bagaimana tuh? Apabila nanti grup mereka merger, apakah dua bank itu juga merger? Kemudian payment dan lain sebagainya," ujar David, dalam program Zona Bisnis Metro TV, Kamis, 13 November 2025.

Baca juga:
Danantara Ikut Arahan Pemerintah soal Terlibat Merger GoTo Grab
 

Selanjutnya soal kepemilikan asing. Jika keduanya merger diprediksi akan akan dimiliki oleh Grab yang memang entitas asing. Mereka harus terbuka menjelaskan soal kepemilikan asing ini.

"Kemudian yang harus dilihat juga adalah isu dominasi pasar dan juga monopolinya. Karena nanti mereka akan menguasai market ride-hailing," ujar David.

Selain itu, baik GoTo dan Grab harus bertanggung jawab terhadap lebih dari enam juta mitra driver. Baik roda dua maupun roda empat. Jangan sampai kebijakan merger ini akan merugikan konsumen.

"Karena pada saat mungkin mereka tidak puas dengan kebijakan dari Grab maupun GoTo, mereka tidak bisa lari ke tempat lain karena tidak ada pesaing sama sekali," tutur David.


(Baik GoTo dan Grab harus bertanggung jawab terhadap lebih dari enam juta mitra driver. Foto: Dok. Istimewa)

Dikonfirmasi istana


Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengonfirmasi bahwa isu penggabungan antara Grab dan GoTo sedang dibahas pemerintah. Rencana tersebut menjadi salah satu bagian dari pembahasan dalam penyempurnaan kebijakan ekosistem ojek online (ojol).

“Salah satunya,” ujar Prasetyo ketika ditanya soal kebenaran isu merger kedua perusahaan tersebut, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 7 November 2025.

Prasetyo menyebutkan bahwa kemungkinan penggabungan dua perusahaan tersebut memang sedang dipertimbangkan. Lebih lanjut, dia menjelaskan, dalam prosesnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) juga turut terlibat

“Kira-kira begitu,” ujarnya menanggapi pertanyaan soal keterlibatan Danantara.
 


(Shandayu Ardyan Nitona Putrahia Zebua)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)