Presiden Prabowo Subianto melakukan telewicara dengan empat pemimpin negara anggota ASEAN untuk membahas respons terhadap kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). Diskusi ini mencermati keputusan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif minimal 10 persen terhadap seluruh barang impor ke negaranya.
Prabowo berdiskusi langsung dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos, dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.
Lewat unggahannya di
Instagram, Anwar Ibrahim menyebut bahwa komunikasi ini bertujuan menyelaraskan pandangan dan merumuskan respons bersama negara-negara ASEAN atas kebijakan tersebut.
Sebelumnya, tarif yang dikenakan terhadap negara
ASEAN bervariasi, dengan Indonesia terkena beban tertinggi sebesar 32 persen. Sementara Malaysia dan Brunei masing-masing dikenakan 24 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, dan negara-negara lain seperti Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, serta Thailand dikenai tarif antara 36–49 persen.
Menanggapi kebijakan tersebut, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI
Jusuf Kalla (JK) menilai Indonesia tidak perlu terlalu khawatir. Ia menyebut dampaknya relatif kecil, yakni sekitar 10 persen terhadap total nilai impor Indonesia. Menurutnya, kebijakan ini lebih bernuansa politik dan emosional untuk melindungi daya beli masyarakat AS.
“Isu ini adalah isu tekanan
politik. Trump ingin menjaga daya saing Amerika, terutama agar tidak kalah bersaing dengan Cina,” kata JK seperti dikutip dari Metro Hari Ini Metro TV, Sabtu, 5 April 2025.
JK menambahkan bahwa meski kebijakan ini dapat mendorong masuknya barang dari negara lain seperti
Vietnam dan Tiongkok ke Indonesia, ekspor Indonesia ke Amerika tetap memiliki peluang lebih baik dibanding negara lain seperti Vietnam.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)