Jakarta: Perayaan Natal di Arab Saudi kini mengalami perubahan drastis dari yang sebelumnya dilarang keras menjadi jauh lebih terbuka di ruang publik. Transformasi sosial ini terlihat jelas dengan maraknya dekorasi liburan akhir tahun yang menghiasi kafe, pusat perbelanjaan, hingga hotel mewah.
Reformasi sosial di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) telah melonggarkan aturan ketat yang dulunya membatasi ritual keagamaan non-Islam. Polisi agama yang dahulu aktif menindak perayaan tertutup di rumah warga kini tidak lagi melakukan razia terhadap aktivitas pribadi tersebut.
Perubahan signifikan ini sejalan dengan Visi 2030 yang mendorong toleransi antarbudaya serta memisahkan akidah pribadi dari urusan sosial kemasyarakatan. Fenomena ini memungkinkan ekspatriat dan warga Muslim untuk merayakan momen tersebut secara lebih bebas tanpa rasa takut.
Semarak Dekorasi dan Aktivitas Warga
Pemandangan pohon
Natal, lampu kelap-kelip, dan ornamen musim dingin kini mudah ditemukan di berbagai sudut kota besar di Arab Saudi. Kafe-kafe pun turut memeriahkan suasana dengan menghadirkan minuman edisi liburan bertema Natal untuk menarik minat pengunjung.
Ketersediaan aksesori perayaan di pasaran semakin memudahkan warga asing maupun lokal untuk menikmati momen kebersamaan di akhir tahun. Berikut adalah bentuk aktivitas perayaan yang kini lazim ditemui di tengah masyarakat Arab Saudi:
1. Penjualan Terbuka
Toko-toko ritel kini menjual bebas pernak-pernik seperti topi Sinterklas, lonceng, dan pohon Natal buatan.
2. Perayaan Pribadi
Komunitas ekspatriat, seperti dari Filipina dan India, menggelar acara makan bersama di rumah atau kedutaan besar dengan hidangan tradisional.
3. Partisipasi Sosial
Sebagian warga Muslim ikut serta dalam kemeriahan ini sebagai bentuk interaksi sosial dan budaya tanpa mencampuradukkan aspek ibadah.
Batasan yang Masih Berlaku
Meskipun keterbukaan semakin terasa, pemerintah Arab Saudi hingga saat ini tidak menetapkan
Natal sebagai hari libur nasional resmi. Perayaan publik berskala besar juga masih jarang dilakukan dan kegiatan lebih terpusat pada komunitas kecil atau area privat.
Sobat MTVN Lens, fenomena ini mencerminkan pergeseran Arab Saudi menuju masyarakat yang lebih inklusif dalam menjembatani kebutuhan budaya komunitas minoritas. Toleransi yang terbangun diharapkan dapat mempererat hubungan antarwarga di tengah arus modernisasi yang sedang berjalan di kerajaan tersebut.
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di
Metrotvnews.com.
(Daffa Yazid Fadhlan)