Kala JK Sindir Capres Gemar Marah-Marah

11 January 2024 22:35

Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), mengaku khawatir bila negara dipimpin sosok yang pemarah. Kepala Negara yang pemarah dinilai berbahaya.

"Kalau kawan kita yang satu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain? Bisa ditonjok kepala negara lain," kata JK di Hotel Namira, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 10 Januari 2024.

JK tak menyebut secara lugas sosok kawan yang marah tersebut. Namun, ia mengingatkan untuk cermat memilih pemimpin.

Mantan Menkumham Hamid Awaludin juga setuju dengan pernyataan JK tersebut. Namun, ia tidak tahu siapa yang dimaksud JK. 

"Saya tidak tahu siapa yang dimaksud, yang pasti bapak memang kriteria beliau itu sangat tepat. Bagaimana mungkin memiliki pemimpin level tertinggi kalau suka marah, itu bakal menjerumuskan kita," ujar Hamid Awaludin dalam tayangan Primetime News, Metro TV, Kamis, 11 Januari 2024. 

Menurut Hamid, di zaman sekarang orang yang suka marah-marah dapat dengan mudah diketahui banyak orang. Hal itu disebabkan oleh kecanggihan teknologi. 

"Kalau dulu orang marah hanya sebatas dalam ruangan, sekarang begitu anda marah seluruhnya sudah tahu bahwa anda marah ," uncapnya. 

Ia menambahkan, kemarahan sangat berbahaya. Apalagi, jika terjadi di Indonesia. Hal itu termasuk dalam isu sensitif. 

"Kemarahan seorang pemimpin itu bukan hanya mencelakakan dirinya dengan cara orang susah pilih dia, tetapi mencelakakan bangsa dan negara, bahaya sekali," ungkap Hamid. 

Hamid mengaku bahwa sejak lama JK kerap menyoroti isu kemarahan. Hal itu pula membuat JK ketat untuk memilih pemimpin. 

kriteria memilih pemimpin harus lebih ketat sekarang 
kalau isu kemarahan itu sudah lama

Analis politik Ahmad Khairul Umam menduga pernyataan JK itu ditujukan untuk calon presiden Prabowo Subianto. Pernyataan JK, kata Umam, menggambarkan kegusaran dan kehawatiran.

"Hal ini yang menjadi konsen bagi Pak JK, seorang JK memiliki kredibiltas untuk bicara itu," ujar Umam. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)