Kudeta Militer Jadi Penyebab Perang Saudara di Sudan

25 April 2023 13:29

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai konflik yang ada di Sudan sering terjadi khususnya konflik internal dan kudeta.

"Tahun 2019 ada kudeta terhadap pemerintahan Omar Bashir yang ditransisikan dengan pemerintahan sipil. Pada 2021, perdana menteri ketika itu dikudeta oleh kekuatan militer kalau saya tidak salah level panglima dari militer di Sudan," kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana dalam Metro Siang Metro Tv, Selasa (25/4/2023).

Hikmahanto menjelaskan sebelum digulingkan, terdapat Rapid Support Forces (RSF) yang dibentuk oleh perdana menteri sipil di Sudan yang sebenarnya tidak tergabung dalam militer Sudan. Rapid Support Forces (RSF) atau Pasukan Dukungan Cepat tersebut merupakan kelompok paramiliter Sudan yang mendukung perdana menteri dan pemerintahan sipil Sudan.

"Ini yang kemudian ingin dipertahankan bahwa keberadaannya (RSF) di luar angkatan perang tetapi oleh militer sudan, mereka meminta untuk (RSF) menjadi bagian dari angkatan perang dari Sudan," tambah Hikmahanto.

Permasalahan tersebut menurut Hikmahanto yang membuat konflik yang dimulai pada 15 April 2023 di Sudan. Merespon hal tersebut, tentunya militer Sudan tidak terima dan melakukan penyerangan terhadap RSF.

Menurut Hikmahanto, negara-negara yang ingin membantu perdamaian di Sudan dikhawatirkan memiliki kepentingan tersendiri.

"Ini yang menjadi permasalahan karena banyak sekali negara-negara yang memiliki kepentingan di Sudan seperti Amerika dan Rusia. Kepentingannya macam-macam, kepentingan ekonomi, ada kepentingan bagaimana warna islam yang akan diwarnai di sana, " ucap Hikmahanto.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Muhammad Ali Afif)