5 March 2024 15:49
Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia yang telah lama memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Jutaan warga Indonesia telah bergabung dalam aksi unjuk rasa di seluruh negeri, menyumbangkan uang untuk Palestina dan memboikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.
Gerakan ini ditegaskan ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa pada November 2023 lalu. Fakta tersebut menyebutkan boikot terhadap barang dan jasa dari perusahaan yang mendukung dan berafiliasi dengan Israel.
Dukungan masyarakat tidak dapat disangkal. Sebab, survei terbaru menunjukkan bahwa 65% umat Islam Indonesia mendukung boikot tersebut.
"Sesuai dengan fatwa MUI itu, bahkan produk-produk yang memang sehari-hari kita gunakan, mulai hari ini kita mencoba untuk tidak lagi menggunakan. Kalau ini tidak diambil cepat oleh kita, siapa lagi yang bisa membela Palestina kalau bukan kita," ujar warga bernama Miftahul Khair.
Namun dukungan tersebut tidak hanya beredar di kalangan umat Islam saja. Sebanyak 26% warga non mulim juga memilih untuk mendukung tindakan tersebut atas nama solidaritas.
"Yang kami temukan dalam survei justru alasan utama itu lebih relate kepada solidaritas dan rasa kemanusiaan," kata Head of Social Research Populix, Vivi Zabkie.
Fatwa boikot yang dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan bagian dari organisasi upaya kemanusiaan dan keagamaan. Namun, hal ini juga menjadi bukti bahwa pesan tersebut dianut oleh masyarakat Indonesia terlepas dari latar belakang agama mereka.
"Jadi ini adalah bagian kita untuk boikot melemahkan ekonomi Israel, sehingga Israel tidak punya kekuatan dukungan. Selama ini dukungan ekonomi yang besar itu dari Amerika," ungkap Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim.
Sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan Israel pun mulai mengalami kerugian. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan boikot mempunyai dampak yang signifikan dan akan terus terjadi sampai Israel menghentikan serangan dan pendudukannya atas Palestina.