Warisan Persoalan PPDB

18 July 2023 08:52

PPDB sistem zonasi menjadi kebijakan yang diwariskan dari Mendikbud Muhadjir Effendy kepada penggantinya, Nadiem Makarim. Sekian tahun berjalan, kebijakan ini masih juga sarat beragam persoalan.

PPDB sistem zonasi merupakan potret kebijakan yang tak cukup bila hanya dilanjutkan. Butuh perubahan untuk perbaikan, agar kebijakan pemerintah memenuhi harapan.

PPDB sistem zonasi menjadi gebrakan Muhadjir Effendy yang menggantikan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya, untuk menghilangkan tradisi sekolah favorit dan menciptakan pemerataan akses serta kualitas pendidikan. 

Itu secara teori. Dalam praktek, PPDB sistem zonasi juga berpotensi menciptakan ketimpangan. SDN Tumenggungan Kota Surakarta misalnya, hanya mendapat dua murid baru. Penyebab minimnya pendaftar adalah lokasi sekolah yang jauh dari pemukiman. Lingkungan sekitar sekolah adalah rumah sakit, pertokoan, dan restoran.

Dalam periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo, sistem zonasi diwariskan Muhadjir kepada Nadiem Makarim. Mas Menteri melanjutkan kebijakan PPDB sistem zonasi melalui Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019. 

Saat itu, Mas Menteri mengajukan tiga alasan melanjutkan sistem zonasi. Pertama, untuk membantu siswa tidak mampu. Kedua, memberi fleksibilitas kepada daerah. Ketiga, untuk pemerataan kuantitas dan kualitas guru.

Namun karena pelaksanaan PPDB sistem zonasi minim supervisi, berbagai penyelewengan pun marak terjadi. DPR menyayangkan, Kemendikbudristek menempatkan diri hanya sebagai regulator. Padahal sebagai stakeholder utama dalam sistem pendidikan nasional, Kemendikbudristek diharapkan lebih proaktif.

Setiap pemerintahan tentu memiliki tantangan sendiri. Ada persoalan yang dapat dicarikan solusi. Namun ada pula yang akhirnya diwarisi. 

Pemerintahan yang sekedar melanjutkan kebijakan yang sudah ada tentu tidak ideal, karena setiap kebijakan memiliki kekurangan. Menjadi tugas pemerintahan berikutnya untuk meneruskan yang sudah baik, memperbaiki yang kurang baik, dan menghentikan yang tidak baik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Sofia Zakiah)