Waspadai Child Grooming, Modus Pelecehan Seksual yang Sering Tak Disadari Orang Tua-Beranda Nasional

Al Abrar • 13 November 2025 16:19

Jakarta: Fenomena kekerasan terhadap anak kini muncul dalam bentuk yang semakin halus dan sulit dikenali. Kasus-kasus yang hingga kini masih viral, seperti penceramah yang mencium anak di atas panggung hingga hubungan tidak pantas antara selebgram dewasa dengan anak di bawah umur, menunjukkan bahwa kejahatan seksual terhadap anak bisa tersembunyi di balik kedekatan yang tampak “akrab.” Pola ini dikenal sebagai child grooming.

Secara umum, child grooming adalah proses di mana seorang dewasa secara sengaja membangun kedekatan emosional dengan anak di bawah umur untuk tujuan eksploitasi atau pelecehan seksual. Pelaku tidak selalu menggunakan kekerasan fisik. Mereka justru memanfaatkan kepercayaan dan rasa aman yang tumbuh di antara mereka untuk melakukan manipulasi.
 


Biasanya, pelaku mulai dengan memberi perhatian lebih, hadiah, atau pujian agar korban merasa istimewa dan nyaman. Setelah itu, batas hubungan mulai dikaburkan, misalnya lewat sentuhan ringan, percakapan pribadi yang menjurus, atau kiriman konten yang tidak pantas. Dalam banyak kasus, pelaku juga berusaha mendekati keluarga korban agar terlihat aman dan dipercaya.

Menurut sejumlah pakar psikologi, child grooming dapat meninggalkan dampak psikologis jangka panjang bagi korban, seperti trauma, kecemasan, gangguan kepercayaan terhadap orang lain, hingga depresi. Proses ini membuat korban sering kali tidak menyadari bahwa dirinya sedang dimanipulasi dan dilecehkan.

Di era digital, child grooming juga kerap terjadi secara daring atau dikenal dengan istilah online grooming. Media sosial, platform pesan instan, dan game online sering dimanfaatkan oleh pelaku untuk mendekati anak-anak tanpa pengawasan orang tua.

Penting bagi masyarakat, terutama orang tua, guru, dan pengasuh, untuk memahami tanda-tanda awal perilaku ini. Di antaranya, anak menjadi lebih tertutup, sering berkomunikasi dengan seseorang secara rahasia, atau menunjukkan perubahan emosi yang drastis.
 

Perlindungan terhadap anak tidak cukup hanya dengan mengawasi aktivitas mereka, tetapi juga melalui edukasi tentang batasan tubuh, privasi, dan pentingnya melapor jika merasa tidak nyaman. Pemerintah dan lembaga pendidikan pun diharapkan memperkuat literasi digital serta memberikan ruang aman bagi anak untuk berbicara tanpa takut dihakimi.

Sobat MTVN Lens, mewaspadai child grooming berarti menjaga masa depan generasi muda agar tumbuh dalam lingkungan yang aman dan sehat, bebas dari manipulasi serta eksploitasi yang merusak.

Jangan luap saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Zein Zahiratul Fauziyyah)