Al Abrar • 31 July 2025 19:48
Jakarta: Sound horeg, lebih dari sekedar volume besar, kini berkembang menjadi fenomena sosial tersendiri, bahkan memiliki komunitas dan perlombaan khusus dalam merakit sound system yang paling “nendang”.
Di sejumlah wilayah, khususnya di Jawa Timur, sound horeg tak bisa dilepaskan dari kehidupan kampung. Ia hadir meramaikan acara seperti hajatan, pasar malam, hingga acara-acara lokal lainnya. Bagi sebagian masyarakat, sound horeg dianggap sebagai bentuk hiburan rakyat yang terjangkau dan inklusif.
Namun di sisi lain, tidak sedikit pula masyarakat yang menganggap sound horeg sebagai gangguan. Suara keras yang memekakkan telinga, kerap diputar hingga larut malam, menimbulkan keresahan di kalangan warga.
Fenomena sound horeg yang kian menjamur di berbagai wilayah, dinilai bukan bagian dari budaya. Dosen Sosiologi Universitas Brawijaya Malang, Didid Haryadi, menegaskan tren ini lebih tepat disebut sebagai hiburan sesaat yang lahir dari keterbatasan akses masyarakat terhadap ruang publik.
Baca Juga: Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Ubah Nama Jadi Sound Karnaval Indonesia |