Gerakan Tutup Tanam Serentak Dorong Swasembada Pangan di Lampung Timur

Balai Pelatihan Pertanian Lampung menggelar Gerakan Tutup Tanam Serentak di Desa Sumur Kucing, Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur, Lampung. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produksi padi dengan target swasbada panggan nasional.

Acara ini dihadiri Forkopimda Lampung Timur dan Brigade Pangan. Kegiatan itu menjadi bagian penting dalam mendukung percepatan target musim tanam ketiga atau MT3 tahun 2025 serta memperkuat kesiapan menghadapi tantangan iklim. 

Menurut Kepala Balai Pertanian Lampung, Adi Destriadi Sutisna, Gerakan Tutup Tanam Serentak ini untuk meningkatkan produksi dengan target swasembada pangan nasional khususnya di Provinsi Lampung.

"Kita tahu bahwa Lampung Timur saat ini adalah kabupaten di Provinsi Lampung yang mencapai IP tertinggi 2,5. Dan ini adalah suatu apresiasi dari Kepala Badan, tadi menyampaikan ke kita bahwa Lampung Timur, khusunya Kecamatan Pasir Sakti mencapai IP tertinggi nasional," dikutip dari Metro Pagi Primetime, Metro TV, Rabu 1 Oktober 2025.

"Saya optimis dengan LBS (Luas Baku Sawah) 55.000, khususnya di Lampung Timur, MT3 tadi sudah kita canangkan tutup tanam serentak 200 hektare. Dan harapannya nanti di MT1 kita juga bisa mencapai 5.000-an" sambungnya.
 

Baca Juga: Kementan Gelar Gerakan Tutup Tanam Serentak Brigade Pangan di 12 Provinsi

Adapun Plt. Kadis Ketahanan Pangan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Tri Wibowo, mengatakan upaya Gerakan Tutup Tanam dibantu Brigade Pangan untuk meningkatkan IP agar swasembada pangan tercapai, khususnya di Lampung Timur, Lampung. 

"Untuk diketahui bahwa tujuan daripada Brigade Pangan ini adalah merupakan kunci swasembada pangan yaitu meningkatkan IP atau Indeks Pertanaman. Ini menjadi penting, ketika IP tidak dilakukan maka swasembada pangan akan sulit dicapai. Oleh karena itu, kuncinya adalah peningkatan IP yang ini digawangi oleh teman-teman dari Brigade Pangan yang baru saja kita laksanakan tanam untuk MT3," jelasnya.

Gerakan ini tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tetapi juga membangun kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan pangan dan produksi lokal yang berkelanjutan.