Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi dan pencarian korban bencana tanah longsor di dua wilayah rawan bencana di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Cilacap. Operasi di kedua lokasi berlangsung di tengah tantangan kontur tanah yang rawan pergeseran dan kendala cuaca.
Hari Ke-4 Evakuasi di Banjarnegara, 26 Korban Belum Ditemukan
Tim gabungan SAR terus melakukan evakuasi dan pencarian korban bencana tanah longsor di Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Memasuki hari ke-4, proses evakuasi difokuskan mencari korban hilang di Zona C, yang sebelumnya merupakan area pemukiman.
Hingga saat laporan disampaikan, proses evakuasi belum membuahkan hasil, dengan total 26 korban masih tertimbun material longsor. Sekitar tujuh eskavator dikerahkan ke lokasi untuk membantu proses evakuasi.
Sementara proses pencarian berlangsung, warga di sekitar Zona B dan C bahu-membahu mengevakuasi barang-barang dan dokumen berharga yang masih bisa diselamatkan dari rumah mereka.
Luasan longsor di wilayah Pandanarum diperkirakan mencapai sekitar 10 hektare. Area longsor di Zona A, B, dan C masih diwaspadai akan adanya pergeseran tanah. Namun, cuaca yang cukup mendukung pada pagi hingga siang hari membantu proses evakuasi.
Sementara sebanyak 930 pengungsi kini mengungsi di titik yakni Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji dan Gedung Haji Desa Pringamba. Sebanyak 424 Kepala Keluarga (KK) akan direlokasi ke rumah hunian sementara yang disediakan oleh pemerintah setempat.
2 Korban Baru Ditemukan di Cilacap
Sementara itu, di Desa Cibenying, Kabupaten Cilacap, tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban hilang tambahan pada hari ke-7 pencarian. Korban ditemukan di worksite B1 dan B2.
Dua korban yang ditemukan adalah seorang ibu bernama Nina Puspita (44) di worksite B1 sekitar pukul 11.00 WIB. Satu korban lainnya berinisial Y (15), ditemukan di worksite B2. Dengan penemuan ini, jumlah korban yang masih tersisa dan belum ditemukan adalah sebanyak tiga orang.
Pencarian di Cilacap menghadapi kendala curah hujan yang tinggi, yang memperlambat proses evakuasi. Selain itu, worksite A1 belum dapat dimasuki ekskavator karena kontur tanah dan material longsor yang tebal serta adanya cekungan alam. Tim SAR kini menggunakan alat penyiram air (alkon) untuk melunakkan material agar dapat digali secara manual.
Saat ini, sebanyak 296 KK mengungsi di madrasah dan aula Balai Desa Cibenying. Rencananya relokasi hunian sementara akan dilakukan di lokasi berjarak sekitar 1 hingga 2 km dari area longsor.