Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia bukan hanya menandai babak baru dalam hubungan bilateral. Kunjungan itu juga memperkuat kemitraan strategis yang telah terjalin erat selama lebih dari tujuh dekade.
Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia diisi dengan berbagai agenda. Di hari pertama berada di Indonesia, Macron melakukan pertemuan resminya dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta.
Kedatangan Macron bersama sang istri Brigitte disebut pelukan hangat oleh Prabowo. Di istana, Macron sempat terpaku dengan lukisan Presiden Pertama Indonesia Soekarno yang terpajang di ruang kerja presiden sebelum akhirnya mereka melakukan pertemuan tertutup membahas sejumlah kerja sama.
Selain kerja sama di bidang ekonomi, pertahanan, pendidikan, dan budaya, isu
Palestina rupanya menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan antara Prabowo dan Macron. Indonesia dan Prancis sepakat mendukung langkah-langkah untuk mendukung kemerdekaan Palestina serta mendesak gencatan senjata dan dibukanya akses kemanusiaan ke Gaza.
Prabowo bahkan menyebut Indonesia siap membuka hubungan diplomatik dengan
Israel, jika Israel mengakui kedaulatan Palestina. "Prancis akan terus mendesak segera berlakunya penghentian kegiatan bersenjata di Gaza dan menyerukan jaminan terhadap akses kemanusiaan penuh," ujarnya.
Sore harinya, Macron mengunjungi
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam agenda perbincangan dengan kaum muda Indonesia. UNJ menjadi satu satunya kampus yang dikunjungi Macron. Hal ini menjadi penting dalam hubungan Indonesia-Prancis dalam bidang pendidikan dan budaya.
Malam harinya, Prabowo menggelar jamuan makan malam untuk Macron. Prabowo menilai kunjungan Macron dan Brigitte memiliki arti khusus karena dirinya merasa punya hubungan khusus dengan Prancis.