Sepak Terjang Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

31 July 2024 20:13

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dalam sebuah serangan saat berada di wilayah Iran Rabu pagi waktu setempat, 31 Juli 2024. Haniyeh disebut tewas bersama salah satu pengawalnya.

Meninggalnya pemimpin Biro Politik ini dikonfirmasi oleh kelompok Hamas dan Garda Revolusi Iran (IRGC). Pada pernyataan resminya Hamas menyebut pihaknya sedang dalam suasana berkabung atas meninggalnya Ismail Haniyeh.

Hamas menyebut tewasnya Haniyeh sebagai akibat dari penyerbuan berbahaya pihak zionis terhadap kediaman Haniyeh di Teheran Irak.

Laporan media pemintah Iran menyebutkan Haniyeh berada di Teheran untuk menghadi acara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, yang dilaksanakan Selasa 30 Juli 2024. Hingga kini penyebab kematian Haniyeh sedang diselidiki oleh pihak berwajib Iran dan hasilnya akan segera diumumkan.

Belum ada kelompok manapun yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di kediaman Haniyeh ini. Pihak Israel pun belum memberikan tanggapan atas tewasnya pemimpin Hamas ini. 

Seperti diketahui Ismail Haniyeh terpilih sebagai Kepala Biro Politik Hamas pada 2017 menggantikan pemimpin sebelumnya, Khalid Misy'al. Haniyeh menjadi tokoh terkenal setelah menjadi Perdana Menteri Palestina pada 2006, setelah kemenangan Hamas dalam pemilihan parlemen. 
 

Baca: Bisa Picu Eskalasi Konflik, Indonesia Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh

Haniyeh dikenal sebagai sosok yang pragmatis dan tinggal di pengasingan serta membagi waktunya antara Turki dan Qatar. Haniyeh juga menjaga hubungan baik dengan para pemimpin berbagai faksi di Palestina.

Haniyeh bergabung dengan Hamas pada 1987, ketika kelompok militan tersebut didirikan di tengah pecahnya intifada Palestina pertama atau pemberontakan terhadap pendudukan Israel. Sikapnya yang keras, membuat Haniyeh menjadi orang nomor satu yang paling dicari oleh Israel

Akibatnya tiga anaknya yakni Hazem, Amir, dan Muhammad tewas dalam serangan brutal Israel yang dilakukan bertepatan dengan hari raya Idulfitri, Rabu 10 Maret 2024 lalu, saat mereka mengunjungi kerabatnya di kamp pengungsi Al-Shati, Gaza Utara. Sementara itu dua cucu Haniyeh juga tewas dalam serangan tersebut.

Haniyeh sempat menegaskan jika serangan Israel terhadap keluarganya sebagai bukti kegagalan Israel dan tak akan mengubah posisi Hamas dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)