9 Ribu Lebih Personel TNI-Polri Kawal Kunjungan Paus Fransiskus

3 September 2024 08:46

Sekitar 9 ribu polisi dan tentara bersiaga untuk menyambut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Para personel, yang termasuk di dalamnya pasukan pengamanan Presiden, akan dikerahkan untuk mengamankan kunjungan Paus selama 4 hari yang dimulai Selasa, 3 September 2024.

Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan terpanjang, terjauh dan paling menantang dalam masa kepausannya. Ia akan menempuh jarak 32.814 km melalui udara selama kunjungannya pada 3 hingga 13 September ke Indonesia, Papua Nugini, Timur Leste dan Singapura. Jarak tersebut jauh melampaui 44 perjalanan sebelumnya dan menjadi salah satu perjalanan kepausan terpanjang yang pernah ada, baik dari segi jumlah hari dan jarak yang ditempuh.

Pada usia 88 tahun, Paus Fransiskus yang memiliki riwayat masalah pernapasan dan ketergantungan pada kursi roda, ia memiliki keputusan untuk melakukan perjalanan yang panjang ini mencerminkan komitmennya yang teguh terhadap komunitas Katolik global.

 

Baca juga: Ada Rekayasa Lalin saat Kunjungan Paus Fransiskus, Polri Minta Maaf ke Masyarakat

Perjalanan ini mencerminkan jangkauan global Yohanes Paulus II yang mengunjungi ke empat destinasi tersebut selama masa kepausannya. Namun kunjungan Fransiskus membawa makna tambahan karena menggarisbawahi semakin pentingnya Asia bagi Gereja Katolik.

Kawasan Asia yang kaya akan beragam budaya dan agama, merupakan titik fokus bagi perubahan Gereja dengan semakin banyaknya umat Katolik yang dibaptis dan panggilan religius.

Sorotan utama perjalanan ini adalah Paus kunjungan Fransiskus ke Indonesia, negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Di sini, ia akan menjelajahi “Terowongan Persahabatan” dengan lorong bawah tanah yang menghubungkan  Masjid Istiqlal di Jakarta dengan Katedral Katolik.

Tindakan simbolis ini bertujuan untuk mempromosikan dialog antar agama dan toleransi agama. Keterlibatan Paus dengan pemimpin dan tokoh agama Indonesia kemungkinan kana menekankan komitmen konstitusional negara terhadap kebebasan beragama dan perannya sebagai model koeksistensi global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)