Prabowo Mengundang Negara Sahabat Dukung Hilirisasi 26 Komoditas

Presiden Prabowo Subianto telah menyelesaikan rangkaian gelaran KTT APEC di Peru pada Sabtu, 16 November 2024, waktu setempat. Indonesia mengantongi sejumlah MoU dan kerja sama bilateral hingga panen apresiasi dari pemimpin negara sahabat.

Presiden Prabowo Subianto menekankan sejumlah hal dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Lima, Peru. Prabowo banyak membahas pertumbuhan ekonomi dan peran sebuah bangsa untuk perdamaian dunia yang berimplikasi pada kesejahteraan rakyatnya. Prabowo juga mengajak para investor asing untuk menjadi bagian dari hilirisasi Tanah Air di 26 komoditas unggulan

"Bahwa perdamaian dan kemakmuran didorong oleh aktivitas ekonomi, peran pengusaha, peran industri, partisipasi sektor perekonomian yang dinamis, pada dasarnya kita tidak bisa mengalami pertumbuhan dan kesejahteraan tanpa pertumbuhan. Kita tidak bisa mengentaskan kemiskinan, tidak bisa menciptakan lapangan kerja yang relevan," kata Prabowo dalam pidatonya di KTT APEC.
 

Baca: Rekap KTT APEC 2024: Indonesia Ingin Perdagangan Bebas dan Terbuka

"Kami bertekad untuk melakukan industrialisasi dengan melakukan hilirisasi sumber daya. Kami memiliki 26 komoditas yang kami bertekad untuk memiliki industri pengolahan. Kami menghitung bahwa kami membutuhkan investasi sekitar USD 600 miliar. Dan kami mengundang peserta asing untuk datang dan mengambil bagian dalam hal ini." ungkap Prabowo.

Dalam kunjungannya di KTT APEC, Presiden Prabowo bertemu dengan banyak pemimpin negara. Mulai dari pertemuan bilateral dengan perdana menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Vietnam Luong Cuong, hingga Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut salah satu capaian yang dihasilkan terkait perundingan CEPA Indonesia Kanada yang secara substansial sudah selesai disebut bisa menjadi patukan Indonesia untuk kerja sama berikutnya di wilayah Amerika. Airlangga juga menyinggung soal MoU bebas visa untuk paspor biru dan hitam bersama Peru.

"Ada MoU mengenai bebas visa terutama paspor biru dan paspor hitam kemudian juga mendorong berbagai kerja sama ekonomi lainnya. Dengan Presiden Kanada diumumkan bahwa perundingan CEPA Indonesia Kanada secara substansi selesai," kata Airlangga.