23 June 2023 14:55
Sekitar 100 lembar kain batik yang dipamerkan di Galeri Pithecanthropus Bali dibuat pada 1910 hingga 1960 atau pada masa sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.
Motif kain batik yang dipamerkan ini juga beragam. Umumnya motif terinspirasi dari situasi dan kondisi politik budaya pada masa saat batik-batik ini dibuat.
Kurator Prinka Saraswati mengatakan pameran akan berlangsung dua gelombang. Yang pertama mulai 17 Juni hingga 5 Agustus 2023, terutama untuk kain batik dari kawasan pesisir utara Pulau Jawa, seperti Cirebon dan Pekalongan.
Tema yang diusung adalah 'Awang, Tanah dan Laut'. Awang dimaknai makhluk yang ada di atas seperti burung. Tema ini tertuang pada batik dengan motif Paksi Naga Liman di Cirebon. Sementara tema tanah ada motif bunga tanaman. Sedangkan untuk laut ada motif ganggang dan lainnya.
Kemudian pameran berlanjut pada bagian kedua yang dimulai pada 12 Agustus hingga 30 September 2023 yang akan menampilkan kain batik dari Semarang, Lasem, Demak, Kudus dan Rembang. Temanya Jenggala dan Segara, yang menggambarkan transisi dari pedalaman daerah hutan hingga ke pesisir
Galeri Pithecanthropus juga memproduksi ulang motif batik kuno ini. Tujuannya memperkenalkan kembali kepada masyarakat dan wisatawan serta sebagai upaya pelestarian wastra Nusantara.
Brand Manager Pithecanthropus Bali, Boby Eko Haryanto mengatakan sampai sejauh ini sudah ada 400 motif batik kuno yang dibuat ulang sejak 1990. Hingga saat ini harga per lembar berkisaran antara Rp700 ribu.
Boby menyebut sambutan pasar cukup antusias baik pasar lokal maupun mancanegara.