- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Maulid Nabi, Warga Gelar festival Kuda Menari Hingga Bertukar Makanan
Nasional • 5 days agoFestival kuda menari digelar di Majene, Sulawesi Barat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Sementara itu warga Kendal, Jateng, berbagi makanan dengan cara saling bertukar atau dikenal dengan tradisi weh-wehan atau ketuwin.
Sebanyak 41 kuda menari di arak keliling kota. Dengan diiringi tabuhan rebana, kuda terlatih itu menari dengan dipandu pawang kuda. Tanpa rasa takut murid SD yang menggunakan pakaian adat tersebut terlihat menikmati tarian kuda.
Pelaksanaan kegiatan tersebut digelar untuk memeriahkan Maulid Nabi sekaligus melestarikan budaya suku Mandar yang telah berlangsung sejak ratusan tahun. Peserta festival juga menampilkan kebolehannya manabuh rebana, berpantun dan menampilkan kuda menari di panggung kehormatan.
Sementara itu, warga Kaliwungu, Kendal, Jawa tengah menyambut kelahiran Nabi Muhammad dengan saling bertukar makanan. Tradisi Ketuwin atau weh-wehan tersebut hanya dilakukan warga Kaliwungu dan sudah berjalan sejak puluhan tahun.
Berbagai makanan dan jajanan disiapkan warga sebagai bentuk suka cita menyambut kelahiran Nabi Muhammad. Jajanan khas Kaliwungu yang selalu ada dalam tradisi ini yaitu sumpil dan ketan.
Tradisi weh-wehan bagi anak-anak di Kaliwunu merupakan Lebaran ketiga setelah Idul Fitri dan Idul Adha. Anak-anak membawa baju baru dan membawa makanan keliling kampung. Dalam tradisi tersebut warga biasanya menata makanan di depan rumah layaknya orang berualan, namun bukan untuk diual melainkan untuk saling bertukar makanan atau jajanan.v