24 June 2023 18:25
Keberadaan Ponpes Al-Zaytun sering dikaitkan dengan gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW-9) yang jelas merupakan kelompok radikal yang berupaya mendirikan Negara Islam Indonesia. Beberapa pendiri dan pengurus pesantren ini diduga merupakan anggota NII KW-9 yang keluar dari organisasi itu sejak 1992.
Namun isu ini dibantah Ponpes Al-Zaytun dan menyatakan bahwa mereka menganut ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah.
Kontroversi Ponpes Al-Zaytun lainnya adalah ketika viral salat Idulfitri 1444 Hijriah ada seorang wanita berada di shaf atau baris terdepan serta menggemakan salam Yahudi di masjid.
Seiring waktu pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang malah menegaskan bahwa pihaknya juga akan menjadikan perempuan sebagai khatib salat Jumat. Terbaru adalah mendukung pembukaan hubungan diplomatik Indonesia-Israel.
Menanggapi polemik ini, Pemda Jabar membentuk tim investigasi gabungan untuk bertemu pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang, mengklarifikasi sejumlah polemik yang beredar.
Akhirnya upaya tabayun ini terjadi pada Jumat, 23 Juni 2023. Pimpinan Ponpes Al-Zaytun berkenan hadir, namun tidak memberikan jawaban lengkap karena Panji Gumilang meminta waktu untuk menjawab beberapa pertanyaan.'
Ponpes Al-Zaytun mendadak jadi sorotan publik usai mencuatnya berbagai kontroversi dan dianggap menyimpang. Sejumlah pihak menduga ada beking atau orang dalam di balik Zaytun sehingga ponpes yang didirikan 1999 silam tak tersentuh oleh mata publik dan terkesan lolos dari hukum dengan mudah.
Seorang mantan aktivis Negara Islam Indonesia, Ken Setiawan, baru-baru ini mengatakan sumber dana yang masuk ke Ponpes Al Zaytun berasal dari sumbangan jemaah NII sebanyak Rp14 miliar rupiah untuk satu bulan.
Hasil penelitian dari Tim MUI pada 2002 sudah mengkonfirmasi hal ini aliran uang tersebut datang dari dana hijrah hingga penebusan dosa.
Panji Gumilang juga merinci sebaran dana bantuan dari negara yang sudah diterima oleh Al-Zaytun bisa dalam bentuk bantuan operasional sekolah PAUD mencapai Rp31 juta lebih hingga MTS yang mencapai Rp1,1 miliar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengatakan sebelumnya ada dana dari Kementerian Agama setiap tahun sekian miliar rupiah ke Al-Zaytun. Aliran dana ini menurut RK mengalir dari Kemenag ke pondok pesantren pimpinan Panji Gumilang alias Abu Toto untuk aktivitas pendidikan.
RK menjelaskan pihaknya selaku Pemprov tidak punya kewenangan untuk membubarkan Ponpes karena ini adalah kewenangan dari Kemenag. Kemenag langsung membantah pernyataan dari Ridwan Kamil
Jubir Kemenag, Anna Hasbie mengatakan pihaknya juga tidak segan untuk membekukan izin Pondok Pesantren Al-Zaytun jika terbukti sesat. Anna menjelaskan bahwa Kemenag merupakan regulator dalam penyelenggaraan pendidikan keagamaan termasuk pondok pesantren.
Meski sudah ditetapkan MUI menyimpang dan juga sesat dari ajaran Islam, pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gemilang sulit ditindak.
Pertanyaan besarnya adalah apakah ada keterkaitan antara tokoh-tokoh besar di Indonesia dengan Ponpes Al-Zaytun yang saat ini tengah menuai kontroversi? Kenapa kasus-kasus yang pernah terkait dengan ini tidak tuntas?