AKBP Achiruddin Biarkan Anaknya Aniaya Ken, Ahli: Perbuatan Vigilantisme

Sosok AKBP Achiruddin Hasibuan menjadi sorotan setelah viral membiarkan putranya, Aditya Hasibuan melakukan penganiayaan. Ahli psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel menjelaskan, aksi AKBP Achiruddin Hasibuan yang justru "memberikan wadah" dan bukan melerai aksi kekerasan merupakan perbuatan yang diistilahkan vigilantisme. 

"Niatnya mencegah adanya kekerasan lebih lanjut, mencegah adanya perbuatan pidana berskala besar. Tapi sayang beribu sayang cara mencegahnya justru dengan memberikan wadah bagi kekerasan, bagi terjadinya pidana lain," ujar Reza.

Menurut Reza, satu-satunya cara untuk menghentikan kemungkinan adanya pidana berskala luas adalah restorative justice. Dalam proses ini, semua pihak yang berkepentingan dalam pelanggaran tertentu ditemukan untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama.

Lebih lanjut, Reza menyebut sempat berinteraksi dengan keluarga dari kedua belah pihak, baik korban maupun tersangka. Berdasarkan keterangan yang didapat Reza, ibunda Aditya Hasibuan menilai kejadian ini merupakan sebuah perkelahian. Sedangkan dari ibu korban, Ken Adimaral, aksi itu merupakan penganiayaan. Reza menegaskan, hal ini perlu diluruskan oleh kepolisian.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Ken Admiral, Irwansyah Putra Nasution menyebut, Ken Admiral mengalami gangguan penglihatan usai dianiaya. Selain itu, Ken juga mengalami gangguan pernapasan, serta luka memar di beberapa bagian badan dan kepala.

Hingga saat ini biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung oleh keluarga Ken. Irwansyah menyebut, proses hukum kasus ini akan terus berjalan karena tidak adanya pertanggungjawaban dari pihak Aditya, baik dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi hukum perbuatan pidana.