Overthinking di Malam Hari, Mengapa Gen Z Paling Rentan?-Tips Kesehatan

31 December 2025 13:33

Jakarta: Kebiasaan berpikir berlebihan atau overthinking menjelang tidur kini menjadi permasalahan kesehatan mental yang signifikan di kalangan generasi muda. Kondisi ini biasanya muncul saat aktivitas fisik menurun dan suasana sunyi di malam hari membuat pikiran negatif menjadi lebih dominan.

Penyebab Gen Z Rentan Terpapar Stres

Berdasarkan penelitian dari American Psychological Association (APA) pada tahun 2023, Gen Z melaporkan tingkat stres tertinggi dibandingkan generasi lainnya. Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang berkumpul saat seseorang mencoba untuk beristirahat.
 

Berikut adalah faktor pemicu utama overthinking di malam hari:
  1. Paparan Media Sosial: Penggunaan gawai sebelum tidur memicu perbandingan sosial dan kecemasan eksistensial akibat melihat standar hidup orang lain secara terus-menerus.
  2. Tekanan Akademik dan Karier: Persaingan yang ketat dalam dunia pendidikan serta kekhawatiran akan masa depan memicu pikiran berulang yang tidak produktif.
  3. Kurangnya Keseimbangan Emosi: Keterbatasan keterampilan dalam regulasi emosi membuat stresor yang dihadapi sepanjang hari tersimpan dan muncul kembali dalam bentuk pikiran obsesif di malam hari.
Pikiran-pikiran tersebut umumnya berfokus pada evaluasi terhadap kesalahan di masa lalu atau kekhawatiran berlebih terhadap peristiwa yang belum terjadi. Jika dibiarkan, pola pikir ini akan membentuk siklus negatif yang sulit diputus tanpa intervensi yang tepat.

Dampak Kesehatan dan Strategi Pemulihan

Overthinking kronis secara langsung berkorelasi dengan penurunan kualitas kesehatan fisik dan mental individu. Studi yang dilakukan oleh Harvey pada tahun 2002 menunjukkan bahwa pikiran yang tidak bisa "dimatikan" merupakan penyebab utama gangguan tidur atau insomnia.

Berikut adalah dampak nyata dan langkah-langkah untuk mengatasi overthinking:
  1. Risiko Gangguan Mental: Kebiasaan merenung berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan (anxiety disorder) hingga depresi klinis.
  2. Penurunan Produktivitas: Kurangnya waktu tidur berkualitas menyebabkan seseorang sulit berkonsentrasi dan menurunkan performa kerja di siang hari.
  3. Latihan Mindfulness: Teknik pernapasan dan fokus pada masa kini terbukti secara ilmiah mampu mengurangi gejala insomnia serta stres harian.
  4. Terapi Profesional: Konsultasi dengan psikolog atau psikiater melalui Terapi Kognitif Perilaku (CBT) sangat efektif untuk mengubah pola pikir yang maladaptif.

Penerapan rutinitas malam yang menenangkan, seperti melakukan journaling dan membatasi penggunaan gawai, sangat disarankan untuk membantu otak rileks. Lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk juga berperan penting dalam mempermudah transisi menuju tidur yang nyenyak.

Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental menjadi kunci bagi Gen Z untuk menghadapi tantangan zaman tanpa harus terjebak dalam siklus pikiran yang merusak. Mengatasi overthinking bukan sekadar tentang tidur lebih cepat, melainkan tentang membangun hubungan yang lebih sehat dengan pikiran sendiri.

Jangan lupa saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.

(Daffa Yazid Fadhlan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Zein Zahiratul Fauziyyah)