Keluarga Desak Polisi Usut Tuntas Kematian Arya Daru, Bantah Dugaan Bunuh Diri

30 July 2025 18:10

Keluarga almarhum diplomat Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan mendesak kepolisian untuk tetap mengusut tuntas penyebab kematian Arya Daru yang ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Keluarga menegaskan tidak mempercayai dugaan bahwa Arya meninggal karena bunuh diri.

Ditemui di kediaman keluarga di Kelurahan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa malam, 29 Juli 2025, kakak ipar almarhum, Meta Bagus, menyampaikan bahwa keluarga menilai seluruh data dan keterangan yang dirilis oleh Polda Metro Jaya belum cukup untuk menyimpulkan kematian Arya sebagai aksi bunuh diri.

Meta Bagus meyakini almarhum bukan pribadi yang menyerah pada hidup. Justru sebaliknya, beliau penuh semangat dan sangat antusias menyiapkan kepindahan tugas ke Finlandia, termasuk kepindahan sekolah kedua anaknya ke Helsinki.
 

Baca Juga: Kasus Kematian Arya Daru, DPR Bakal Panggil Kemlu Dalami Ritme Penugasan Diplomat

Keluarga juga menyoroti hilangnya ponsel Arya Daru yang sempat digunakan untuk komunikasi terakhir dengan istrinya sebelum ditemukan meninggal dunia. Mereka telah menunjuk pengacara untuk mendampingi proses hukum lanjutan terkait dugaan tindak pidana dalam kasus ini.

Dugaan Bunuh Diri Tidak Cukup Kuat

Terkait sejumlah temuan yang diungkap polisi, seperti email Arya ke yayasan kesehatan mental, dugaan stres kerja, serta obat-obatan yang ditemukan, keluarga menilai hal itu tidak cukup kuat sebagai indikasi bunuh diri.

"Konsultasi ke yayasan mental itu hal pribadi. Soal beban kerja, siapa pun yang bekerja pasti punya tekanan. Tapi selama ini almarhum tidak pernah menceritakan tekanan berat, dan komunikasinya dengan istri sangat baik," tambah Meta dikutip dari Newsline Metro TV pada Rabu, 30 Juli 2025.

Sementara itu, kriminolog dari Universitas Indonesia Prof. Adrianus Meliala menilai pernyataan polisi belum menjelaskan secara gamblang dugaan bunuh diri dalam kasus ini. Menurutnya, tidak adanya penjelasan mengenai pemicu atau triggering factor dari tindakan bunuh diri menimbulkan tanda tanya.

"Tampaknya ada hal-hal yang tidak dijelaskan secara terbuka. Dalam teori bunuh diri, selalu ada pemicu yang mendorong seseorang mengambil keputusan itu. Jika belum jelas apa pemicunya, maka wajar publik mempertanyakan," ujarnya.

Prof. Adrianus menambahkan bahwa meski secara teknis kematian Arya tidak mengindikasikan adanya kekerasan pihak ketiga. Namun, transparansi tetap dibutuhkan agar keadilan dan kepercayaan publik dapat terjaga.


(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id