Siti Yona Hukmana • 13 June 2025 09:15
Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kembali menggelar penganugerahan kepada setiap kelompok dari tingkat Mabes Polri hingga Polsek. Kompolnas Awards 2025 ini digelar sebagai bentuk apresiasi bagi satuan wilayah Polri yang dianggap maksimal dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Ketua penyelenggara Kompolnas Awards, Yusuf Warsyim mengatakan sasaran penilaian bukan anggota Polri dan bukan pejabat atau pimpinan Polri, melainkan satuan kerja. Seperti satuan wilayah Polda, Polres, dan Polsek.
"Dan ada juga satuan kerja di tingkat Mabes yang kami lakukan penilaian," kata Yusuf dalam konferensi pers di Gedung Kompolnas, Jakarta Selatan, Kamis, 12 Juni 2025.
Yusuf menyebut komponen penilaian Kompolnas Awards tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Yakni ada sedikit penguatan pada tiga tahapan penilaian.
Pertama, tahapan penilaian secara kuantitatif, yang dinilai kepada seluruh peserta, Polda, Polres, dan Polsek. Menurut Yusuf, tahapan penilaian kuantitatif dilakukan terhadap seluruh peserta.
Peserta kategori Polda dibagi dua, ada Polda kelompok A dan ada Polda kelompok B. Begitu juga Polres dan Polsek. Pengkategorian ini didasarkan pertama kepada anggaran yang dialokasikan di masing-masing Polda dan Polres.
"Masing-masing kelompok A dan kelompok B ini di dalam penilaian akan diambil yang terbaik, baik itu Polda A, Polda B, Polres A, Polres B, Polsek A, Polsek B, masing-masing punya yang terbaik," ungkapnya.
Yusuf melanjutkan, tahap penilaian kuantitatif telah dilakukan bersama dewan juri yang dibentuk. Dewan Juri ada yang dari anggota Kompolnas yakni Ida Oetari Poernamasari, Akademisi Ahmad Taufan Damanik, dan Ketua YLBHI Muhammad Isnur.
Penilaian kuantitatif dari Kompolnas bobotnya 30 persen. Penilaian Kompolnas fokus pada indeks penanganan keluhan dan penanganan pengaduan masyarakat.
Setelah itu, menggunakan indeks peran Polri di dalam pembangunan milenium. Ada lima aspek penilaian yang didasarkan pada prinsip people (kepedulian dan kepekaan dalam melayani masyarakat secara adil dan manusiawi), prosperity (peran dalam menjaga stabilitas dan mendukung kesejahteraan masyarakat), planet (kontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan penegakan hukum yang ramah lingkungan).
Kemudian, partnership (kemampuan membangun sinergi dengan masyarakat, lembaga, dan mitra strategis). Lalu, governance (tata kelola yang bersih, transparan, akuntabel, dan berbasis pelayanan prima).
"Sisanya 70 persen itu ada bobot data Hoegeng Awards, karena juga berlangsung penyelenggaraan Hoegeng Awards," ujar Yusuf.
Yusuf menerangankan, data penilaian Hoegeng Awards terhadap anggota Polri bisa digunakan Kompolnas untuk kombinasi penilaian kepada satuan kerja masing-masing baik Polda, Polres, dan Polsek. Sisanya, data yang dimiliki di Mabes Polri.
Ada data dalam bentuk indeks pelayanan publik, indeks terkait dengan penanganan kejahatan, indeks untuk manajemen media, indeks di Bareskrim Polri soal penanganan penyidikan, dan indeks penanganan pengaduan masyarakat.
Selanjutnya, ada indeks yang dimiliki oleh Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum), indeks penanganan pengaduan masyarakat (Dumas), indeks audit kinerja, indeks untuk pengelolaan Dumas dan indeks pengawasan yang ada di Itwasum. Terakhir, di Propam Polri, baik itu indeks penanganan pengaduan dugaan pelanggaran kode etik dan disiplin, indeks penyelesaian penanganan pelanggaran kode etik dan disiplin.
"Ini kita gunakan data indeks yang dimiliki Mabes Polri, kita kombinasi, kita kompilasi dengan indeks yang dimiliki Kompolnas dan indeks yang ada di Hoegeng Awards, sehingga lahirlah data penilaian secara kuantitatif sehingga tersusun ranking," bebernya.
Yusuf mengatakan ada rangking lima besar Polda kelompok A dan ranking lima besar Polda kelompok B. Begitu juga ranking lima besar Polres kelompok A, lima besarnya Polres kelompok B. Sedangkan, Polsek rangkingnya 10 besar.
Sepuluh besar Polsek kelompok A dan sepuluh besar Polsek kelompok B. Polsek dari masing-masing kelompok ini dibagi dua, ada yang penilaian fokus pada pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas), dan penegakan hukum.
Setelah ditentukan nominator, Dewan Juri Kompolnas Awards akan masuk pada tahap penilaian langsung. Penilaian ini juga dilakukan dengan meminta masukan dari masyarakat. Kompolnas menyediakan situs yang bisa diakses masyarakat untuk memberikan penilaian ataupun masukan terhadap para nominator.
"Apakah layak tidak diberikan komponen vote? Apakah selama ini ada permasalahan yang itu menjadikan itu tidak layak? Kalau memang ada penilaian yang sifanya positif juga diberikan nilai positif bahwa memang dia layak. Oh dia tidak baik, tapi sangat baik, nah itu disilakan masyarakat memberikan penilaian itu," kata Komisioner Kompolnas itu.
Selanjutnya, tahap ketiga rapat tim juri untuk memutuskan di masing-masing kategori Polda, Polres dan Polsek yang terbaik. Penilaian ini juga didasarkan hasil penilaian langsung melibatkan masyarakat melalui pengisian kuesioner angket 360 derajat terhadap kepemimpinan Polda, Polres, dan Polsek.
Angket 360 derajat itu ialah respondennya ada yang dari lingkungan polri, atasannya, bawahannya hingga penilaian ke samping seperti unsur tokoh-tokoh masyarakat terhadap kepemimpinan satuan kerja Polda, Polres, dan Polsek. Tak hanya itu, respondennya juga ada dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
"Data-data penilaian langsung inilah yang akan digunakan tim juri pada pengambilan tahap ketiga untuk menetapkan siapa masing-masing kategori yang layak diberikan Kompolnas Awards yang terbaik atau juara satunya," pungkasnya. (Yon)