'Perang Saudara' PKB vs PBNU, Siapa Lebih Kuat?

5 August 2024 22:41

Konflik PBNU vs PKB semakin panas karena sudah melibatkan massa. PBNU berkukuh memiliki hak untuk mengintervensi PKB karena PKB lahir dari rahim PBNU. Di sisi lain, PKB menegaskan bukan lembaga otonom di bawah PBNU, sehingga tidak bisa diintervensi. Lalu, siapa yang lebih kuat antara PBNU dan PKB?

Apel Siaga Banser NU dilakukan di bilangan Jakarta Pusat, Senin, 5 Agustus 2024. Terlihat Banser bersiaga dan melakukan Apel Komando lengkap dengan seragam loreng.

Apel digelar di tengah kisruh PBNU dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Aksi digelar untuk menjaga ketertiban kiai-kiai PBNU dari aksi-aksi demonstrasi. Panglima Tertinggi Banser yang juga ketua umum GP Ansor Addin Jauharuddin menyatakan akan menggebuk aksi-aksi di depan PBNU.

"Ini kan kita instruksikan kader Banser seluruh Indonesia, jadi kita minta tidak ada lagi aksi-aksi depan PBNU apapun itu, kalau ada kita langsung sikat, langsung gebuk. Tapi sebelumnya kita pendekatan persuasif dulu. Kita enggak mau lagi gedung ini dinodai, dikotori dengan demo-demo," kata Addin Jauharuddin.
 

Baca juga: Perseteruan PBNU dan PKB Dinilai Berpotensi Meluas

Sebagaimana diketahui pada Jumat, 2 Agustus 2024, massa yang menamakan diri Aliansi Santri Gus Dur menggeruduk Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Massa mendesak agar Ketua Umum dan Sekjen PBNU segera mundur dari jabatannya. 

Dalam aksi ini terjadi saling dorong antara pendemo dengan aparat kepolisian. Massa yang berusaha masuk ke area gedung diadang oleh barikade kepolisian yang berjaga di lokasi hingga berujung kericuhan. 

Meski sempat terjadi ketegangan, namun siatuasi akhirnya berhasil dikendalikan polisi. Aksi ini merupakan imbas dari polemik yang terjadi di tubuh PBNU hingga meluas ke sejumlah daerah. 

Selain mendesak Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekjennya segera mundur dari jabatannya, massa juga meminta digelarnya Muktamar Luar Biasa NU.

"Sebagai warga Nahdlatul Ulama dan karena Gus Yahya dalam hal ini sebagai Ketum ketika di Muktamar Lampung yang mengkonsolidasi sebagai ideologi perjuangan Gus Dur untuk memperbaiki Nahdlatul Ulama ke depan tapi faktanya hari ini justru kontraproduktif, bahkan cenderung melanggar menabrak hasil-hasil Muktamar dan yang sangat menyakitkan mencampuri urusan orang lain," ungkap Koordinator Aksi, Muhammad Sholihin.

Pernyataan Banser yang akan menyikat dan menggebuk massa jika melakukan aksi di depan PBNU menandai babak baru 'perang saudara' antara PBNU dan PKB. Jika selama ini polemiknya hanya pro kontra pernyataan, kini situasinya makin panas karena melibatkan kekuatan massa.

Dari apa yang mengemuka di publik, setidaknya ada dua pemicu konflik antara PBNU dan PKB. Pertama, Menurut Sekjen PBNU Saifullah Yusuf karena PKB tidak melakukan konsultasi saat mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024. 

"Yang kita persoalkan itu justru pencalonan presiden pada Pilpres yang lalu. Kenapa tidak ada upaya untuk konsultasi meminta nasihat kepada Rais 'Aam dan ketua umum karena PKB sekali lagi didirikan oleh struktural PBNU dan menjadi kewajiban PKB untuk melakukan konsultasi," beber Saifullah Yusuf.

Pemicu kedua adalah pembentukan Pansus Angket Haji yang dinilai menyasar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang tak lain adalah adiknya.

"Ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita, Pansus Haji kemudian nyerang NU, jangan-jangan ini masalah pribadi, jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya misalnya gitu," ucap Yahya Cholil Staquf.

Gus Yahya menggambarkan situasi yang ada di PKB seperti mobil yang setelah dilempar ke pasaran ternyata ada masalah. Sehingga perlu ditarik kembali. Analogi ini untuk menggambarkan bahwa PBNU lah yang membentuk PKB dan ketika PKB saat ini dinilai ada masalah, maka PBNU perlu menariknya kembali.

"Kemarin kan ada Toyota itu memproduksi mobil, sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobil itu, maka ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," ujar Gus Yahya.

Sementara itu Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai bahwa antara PBNU dan PKB memiliki tugas masing-masing. Dia menilai konflik PBNU dan PKB saat ini sebagai hal yang aneh.

"Sebaiknya memang tidak terjadi konflik, sebenarnya seharusnya bekerja sama dengan baik. Dengan tugas masing-masing, PBNU tetap pada pembangunan keumatan, PKB pada politik," tuturnya.

Namun konflik antara PKB dan PBNU sudah semakin terbuka dan melibatkan massa. PBNU tampak memiliki target untuk menggulingkan kepemimpinan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, sedangkan kubu Pro PKB juga memunculkan wacana Muktamar Luar Biasa nu untuk mencopot duet Gus Yahya dan Gus Ipul. 

Di tengah kisruh semacam ini, bisa jadi ada pihak ketiga yang mengail di air keruh dan karenanya konfliknya bisa jadi akan semakin menegangkan siapa lebih kuat antara Gus Muhaimin vs Gus Yahya. Kita tunggu!

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)