Pengamat Timur Tengah Faisal Assegaf Albalad menjelaskan asal muasal eskalasi konflik di Timur Tengah pasca-agresi militer Israel ke Lebanon. Dalam momen peringatan 1 tahun konflik Israel-Hamas, Israel terlihat gencar menargetkan negara lainnya ikut serta dalam konflik. Target terbaru Israel yaitu Hizbullah disebut sebagai lawan yang tangguh bagi Israel Defence Forces (IDF).
“Ini kan perang antar Hizbullah dengan Israel, bukan antara Israel dengan tentara pemerintah
Lebanon. Dari segi militer, Hizbullah ini sangat kuat. Dia merupakan milisi Syiah paling kuat di Timur Tengah dan merupakan milisi anti zionis pertama yang dibentuk oleh Iran. Tidak mudah untuk melawan, apalagi Hizbullah punya pengalaman berperang selama 34 hari melawan Israel dan mereka bisa bertahan,” kata Faisal dalam
Program Metro Siang, Metro Tv, Selasa, 8 Oktober 2024.
Setelah Nasrallah tewas pada Jumat, 27 September 2024, Hizbullah langsung menembakkan roket ke wilayah Israel. Faisal mengatakan invasi yang dilakukan Israel ke Lebanon itu sama saja dengan bunuh diri karena di Lebanon selatan merupakan basis kekuatan Hizbullah yang ditunjukkan dari banyaknya bungker-bungker Hizbullah di sana.
“Serangan Israel ke Lebanon ini sama saja dengan bunuh diri. Dalam perjalanan saya ke Lebanon pada 2007, terdapat banyak sekali bungker-bungker Hizbullah khususnya di Lebanon Selatan,” ungkap Faisal.
Faisal mengatakan perang yang digencarkan Israel ini bukanlah perang melawan Hizbullah. Baginya, Israel yang terang-terangan melanggar kedaulatan Lebanon telah menyatakan perang dengan Lebanon.
“Karena Israel menyerang dengan jet tempurnya, melanggar wilayah kedaulatan Lebanon, ini sama saja berperang dengan Lebanon. Hanya saja kekuatan militer Lebanon tidak sekuat militer Hizbullah. Menurut pengamatan saya, militer pemerintah Lebanon tidak netral, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena secara persenjataan pun mereka kalah dengan Hizbullah,” tutur Faisal.
Faisal menuturkan, Lebanon memiliki undang-undang yang melarang kontak dengan Israel ataupun melakukan komunikasi dengan entitas dari Israel.
“Barangsiapa yang melanggar undang-undang tersebut akan dipidana 1 tahun penjara. Dan bagi warga Lebanon, Israel adalah penjahat dan musuh yang harus diusir. Sebagaimana diketahui, Hizbullah berhasil mengusir paksa Israel dari wilayah Lebanon Selatan pada tahun 2000. Dan sekarang antara Hizbullah, Lebanon, dan Suriah masih berebut Lembah Bekaa,” tutur Faisal.