Menunggu Arah Kebijakan Fiskal Menkeu Purbaya

10 September 2025 23:21

Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan pergantian sangat penting di posisi bendahara negara, Senin, 8 September 2025. Kini, Posisi Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.

Purbaya Yudhi Sadewa adalah seorang ekonom yang menjabat sebagai Ketua Dewan
Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Purbaya juga pernah menduduki posisi Deputi Bidang Koordinasi Kelautan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi.

Purbaya juga pernah menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di kementerian yang saat itu dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan hingga Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. 

Lulusan Sarjana Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Master of Science (MSc) dan gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Amerika Serikat, ini dipercaya untuk mengisi kursi yang ditinggalkan Sri Mulyani pasca menjabat 14 tahun sebagai Menteri Keuangan di tiga periode kepresidenan yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo, dan Prabowo Subianto. 

Usai dilantik Presiden Prabowo Subianto, Purbaya yang hadir di acara serah terima jabatan di Kementerian Keuangan ini menyatakan komitmennya untuk melanjutkan dan memperkuat fondasi fiskal Indonesia yang telah dibangun oleh pendahulunya, Sri Mulyani. Purbaya menekankan dirinya akan bekerja keras dan meminta dukungan semua pihak.

"Biasanya kalau kejelekan pemimpin baru, yang lama itu diobrak-abrik, buat baru lagi, soalnya mau bikin tonggak baru. Saya tidak akan seperti itu pendekatannya," ujarnya. 
 

Baca juga: Profil Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru Pengganti Sri Mulyani

Purbaya menyadari banyak pihak yang meragukan kemampuannya mengelola ekonomi nasional. Ia pun langsung unjuk gigi menyebutkan pengalaman-pengalamannya di era Presiden SBY hingga Joko Widodo.

Purbaya juga menjanjikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar 6?lam waktu dekat. Ia bahkan optimis pertumbuhan ekonomi dapat mencapai angka 8?lam 2-3 tahun ke depan. 

"Saya sebelum di sini di KSP, waktu covid saya di samping Jokowi membantu mengelola fiskal kalau bilang saya ga berpengalaman salah besar. Saya waktu itu bantu SBY," katanya. 

Bahkan usai menghadiri rapat kerja perdananya dengan Komisi XI DPR RI, Purbaya mengatakan berencana memasukkan dana sebesar Rp200 triliun ke sistem perbankan guna mempercepat pemulihan ekonomi. Langkah ini merupakan komitmennya dalam menghidupkan kembali dua mesin perekonomian, yakni fiskal dan
moneter.

"Saya lihat Kemenkeu bisa berperan di situ dengan memindahkan sebagian uang yang selama ini ada di bank sentral kebanyakan. Ada Rp 430 triliun, saya pindahkan ke sistem perbankan Rp 200 triliun. Kita akan menyebar di sistem supaya uangnya bisa tumbuh dan ekonominya bisa jalan lagi," ungkapnya.

Ekonom Josua Pardede menilai pemberian dana sebesar Rp200 triliun ke sistem perbankan merupakan bentuk likuiditas. Likuiditas sendiri memang penting untuk sektor keuangan khususnya perbankan. 

Namun, pemerintah juga diharapkan harus memperhatikan sisi permintaan atau aktivitas ekonomi. Sebab tanpa ada belanja masyarakat dan aktivitas industri manufaktur serta inisiatif berinvestasi, maka likuiditas tidak akan berjalan efektif serta berdampak pada ekonomi real. 

"Yang saya khawatirkan justru adalah penambahan likuiditas di perbankan tersebut. Ini ujung-ujungnya dikhawatirkan malah masuknya nanti adalah kepada SBN lagi. Jadi artinya perputaran likuiditas ataupun uang tersebut ini tidak masuk kepada ekonomi real-nya," ujar Josua.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)