Kenangan Manis Anna Nurawalia Bersama Paus Fransiskus

22 April 2025 18:35

Wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam di hati umat Katolik dan masyarakat dunia, termasuk bagi mereka yang pernah bersentuhan langsung dengan pemikiran maupun kepribadian beliau. Salah satunya adalah Anna Nurawalia, seorang relawan dari Scholas Occurrentes Indonesia, komunitas pendidikan global yang didirikan oleh Paus Fransiskus sendiri.

Anna mengaku sangat merasakan kehilangan juga setelah mendengar kabar duka tersebut. Terlebih dia sempat diminta mengirimkan video berisi doa dan semangat untuk Paus yang saat itu tengah sakit pada dua bulan sebelumnya. 

“Ketika mendapat kabar wafatnya, grup WhatsApp langsung ramai. Kami semua sangat terkejut dan terharu,” ujar Anna, dikutip dari Newsline Metro TV pada Selasa, 22 April 2025.
 

Baca Juga: Konferensi Gereja-Gereja Eropa Sebut Paus Fransiskus ‘Mercusuar Harapan’

Pengalaman pribadinya bertemu langsung dengan Paus di Vatikan menjadi momen tak terlupakan. Pertemuan itu terasa sangat membekas di dalam lubuk hatinya.

“Meski kami semua gugup, beliau justru membuat suasana sangat akrab. Kami diminta memandangnya bukan sebagai pemimpin besar, tapi sebagai seorang kakek atau guru. Itulah yang membuat saya merasa terhubung secara batin dengan beliau,” tuturnya.

Sebagai bagian dari komunitas pendidikan yang digagas Paus, Anna menilai Paus Fransiskus adalah figur visioner yang percaya pendidikan adalah jalan menuju perdamaian.

“Beliau mengajarkan bahwa keberagaman harus dirayakan. Tak ada sekat dalam menyampaikan pendapat, kritik, maupun ide. Ini budaya yang sangat jarang saya temukan di ruang-ruang akademik lainnya,” tambahnya.

Anna juga mengenang ajaran ekologis Paus Fransiskus, salah satunya adalah menanam pohon zaitun sebagai simbol perdamaian dan solidaritas global. “Pesan ekologis beliau sangat kuat. Kami diminta untuk memulai dari hal sederhana, seperti menanam, di mana pun kami berada,” ucap Anna.

Melalui Scholas Occurrentes, Anna bersama puluhan pemuda dunia juga sempat dikirim ke berbagai wilayah. Termasuk Afrika, negara-negara miskin, serta konflik, untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan pendidikan inklusif menjadi warisan semangat dari Paus Fransiskus.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)