Mantan Kabais TNI Tekankan Investigasi Transparan Ledakan Amunisi di Garut

14 May 2025 15:27

Jakarta: Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Laksamana Muda Purnawirawan Soleman Ponto, menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pemusnahan amunisi militer pasca insiden ledakan amunisi di Garut yang menewaskan 13 warga sipil. 

Soleman menegaskan bahwa proses investigasi harus berjalan transparan. Terlebih korban yang jatuh berasal dari kalangan sipil. 

Ia menjelaskan bahwa jika ditemukan unsur kelalaian, kasus ini harus dibawa ke pengadilan militer yang prosesnya terbuka untuk umum. Soleman juga mengunkapkan kompleksitas di lapangan, di mana keterbatasan anggaran sering kali berujung pada praktik berbahaya.

“Amunisi kadaluarsa tidak bisa menunggu. Jika dana pemusnahannya kurang, yang terjadi adalah pemusnahan ala kadarnya yang berisiko tinggi,” ujar Soleman, dikutip dari Newsline di Metro TV, Rabu, 14 Mei 2025. 
 

Baca: Polemik Status Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi di Garut


Ia menggambarkan situasi dilematis ini seperti buah simalakama, di mana pilihan apapun mengandung risiko. Sebagai contoh, ia memaparkan logika anggaran yang sering menjadi masalah: dengan dana terbatas, pelaksana cenderung memilih pekerja murah yang mungkin tidak mampu melakukan pemusnahan secara sempurna, menyisakan amunisi yang berpotensi meledak sewaktu-waktu.

Demi mencegah kejadian serupa terulang, Soleman menekankan beberapa langkah krusial. Pertama, perlu dilakukan audit komprehensif terhadap anggaran pemusnahan amunisi. Kedua, mekanisme pengadaan dan pemusnahan harus disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan. Ketiga, DPR perlu meningkatkan pengawasan terhadap alokasi dana pertahanan.

Soleman mengingatkan bahwa sementara pembelian alutsista baru bisa ditunda jika anggaran tidak mencukupi, pemusnahan amunisi kadaluarsa sama sekali tidak bisa ditunda. Ia mengutip contoh nyata dari insiden ledakan amunisi di Cilandak tahun 1984 sebagai bukti betapa berbahayanya penundaan pemusnahan amunisi kadaluarsa.

(Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)