9 August 2024 14:50
Alarm kelesuan ekonomi dalam negeri telah berbunyi. Setidaknya ada sejumlah faktor yang menandainya, PHK besar-besaran sepanjang 2024 dan penurunan daya beli masyarakat. Merosotnya data purchasing manager index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 ke level 49,7 juga jadi salah satu indikator lesunya perekonomian.
Alarm ekonomi dalam negeri telah berbunyi. Hal ini ditandai dengan sejumlah faktor-faktor yang menandainya. Di antaranya merosotnya Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 pada level 49,7, yang menunjukkan titik kelesuan pada ekonomi Indonesia. Bahkan data PMI saat ini bila dibandingkan dengan masa pandemi covid 2019 ini sangatlah rendah.
Sinyal lain yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kian membesar dan marak terjadi. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah karyawan yang mengalami PHK di Juni 2024, tercatat sekitar 21,45% atau sekitar 32.064 orang.
Industri tekstil dan produk tekstil di dalam negeri tengah jadi sorotan, menyusul gelombang PHK yang terus terjadi. Mantan karyawan di salah satu pabrik di Kota Cimahi, Jawa Barat, mengaku lebih dari 500 orang sudah terkena PHK atau imbas tidak ada order pekerjaan kepada perusahaannya. Bahkan adanya hilirisasi berdampak buruk, terlebih dengan adanya barang impor dengan harga yang lebih murah.
Terakhir, rilis Indeks Harga konsumen (IHK) mencatatkan deflasi di level 0,18% per Juli 2024. Deflasi Juli 2024, lebih dalam bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya maupun dibandingkan dengan 2 tahun terakhir.
Baca juga: Pemerintah Perpanjang Pengenaan Bea Masuk Pengamanan Impor Tekstil |