Pada Rabu, 28 Mei 2025 lalu, ada 253.421 peserta yang dinyatakan lolos ujian Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Angka ini lebih sedikit dibandingkan kuota SNBT 2025 sebanyak 284.380.
Ketua Umum Penanggung jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru SNPMB Eduart Wolok menyebut hal ini karena ada sejumlah program studi yang pendaftarnya tidak memenuhi daya tampung. Ada pula nilai-nilai tertentu yang tidak mencapai target.
Pendaftar pada SNBT tahun ini mencapai 860.976. Namun, yang hadir hanya 829.789 peserta. Tahun ini keketatan pendaftar sebesar 29,43%. Artinya, masih ada 600 ribu peserta yang belum lulus di kampus manapun.
Namun sayang, SNBT tahun ini masih saja diwarnai sejumlah kecurangan. Polisi berhasil mengungkap sejumlah kasus terkait dengan akal-akalan untuk bisa masuk universitas yang dituju.
Awal Mei, Direktorat Reserse Kriminal Umum Ditreskrimum Polda Jawa Barat menangkap tiga tersangka pemalsuan surat kependudukan yang digunakan untuk menjadi joki ujian SNBT di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Mereka sudah beroperasi selama dua tahun dengan bayaran mencapai Rp100 juta.
Sementara di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, enam komplotan sindikat joki ujian SNPT diringkus polisi. Modusnya menanam aplikasi di komputer ujian terhadap peserta ujian UTBK SNBT.
Kecurangan ini melibatkan orang dalam di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), yakni pegawai honorar ITE dan mahasiswi kedokteran kampus Unhas. Mereka dibayar Rp200 juta jika peserta lolos ujian. Sementara pelaku joki hanya dibayar Rp2 juta.
Di Universitas Jember, kecurangan juga melibatkan oknum tenaga honorer. Modus yang digunakan yakni menghubungkan komputer joki ujian dengan komputer peserta menggunakan proxy sehingga pelaku bisa mengendalikan komputer peserta dari jarak jauh.
Kemudian di Universitas Sumatera Utara atau USU menangkap empat orang yang berperan sebagai peserta ujian pengganti. Mereka diiming-imingi uang Rp10 juta jika lulus UTBK. Kecurangan juga dilakukan dengan memasang kamera pada kacamata untuk membantu melancarkan aksi mereka.