Jakarta: Renang adalah olahraga yang sangat baik untuk kebugaran, namun banyak pemula yang sulit berkembang atau cepat lelah saat latihan. Hal ini seringkali bukan disebabkan oleh kurangnya tenaga, melainkan adanya kesalahan teknis yang meningkatkan hambatan air. Mencermati dan memperbaiki kesalahan umum sangat krusial untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko cedera.
Berikut adalah lima kesalahan umum yang sering terjadi saat berenang, beserta panduan praktis untuk mengatasinya:
1. Posisi Kepala Terlalu Tinggi (Gaya Bebas)
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengangkat kepala terlalu tinggi atau melihat lurus ke depan saat
berenang, yang berdampak pada turunnya pinggul dan kaki sehingga memecah posisi lurus tubuh
streamline dan meningkatkan hambatan air secara signifikan. Untuk mengatasinya, perenang harus fokus menjaga dagu sejajar dengan dada dan pandangan menghadap ke dasar kolam, serta melakukan rotasi kepala sesaat saat mengambil napas untuk segera kembali ke posisi awal. Dengan demikian, tubuh dapat mempertahankan efisiensi gerakan dan mengurangi drag yang tidak perlu.
2. Tendangan Kaki yang Terlalu Lebar dan Dalam
Pemula sering melakukan tendangan kaki yang terlalu besar, lebar, atau mengandalkan lutut sebagai pusat gerakan, suatu kesalahan yang hanya memboroskan energi secara signifikan, menciptakan hambatan, dan kurang efektif sebagai pendorong utama. Solusinya adalah dengan melatih tendangan yang kecil, cepat, dan berasal dari pinggul, di mana kaki tetap rileks dan lurus di dalam bukan terlalu lebar. Melalui latihan rutin menggunakan papan
kickboard, gerakan kaki dapat diisolasi dan diperbaiki untuk meningkatkan daya dorong yang efisien.
3. Crossing Over pada Gerakan Tangan
Kesalahan fatal lainnya adalah tangan yang menyilang garis tengah tubuh saat memasuki air atau selama fase tarikan, yang berakibat pada tubuh yang goyah, mengganggu keseimbangan, dan berpotensi memicu cedera bahu dalam jangka panjang. Maka dari itu, sangat disarankan untuk membayangkan garis lurus dari kepala hingga kaki, lalu memastikan tangan memasuki air di depan bahu dan tidak melewati garis tengah tubuh saat menarik air. Latihan tangan menunggu tangan lain dapat efektif meningkatkan kesadaran posisi tangan agar tetap sejajar dan mengurangi risiko
crossing over.
4. Menahan Napas di Dalam Air
Kebiasaan menahan napas saat wajah berada di dalam air adalah kesalahan umum yang membuat tubuh menjadi kaku, meningkatkan ketegangan pada leher, dan menyebabkan penumpukan karbon dioksida yang membuat perenang cepat lelah dan sulit mengapung. Cara mengatasinya adalah dengan membiasakan diri, untuk menghembuskan napas sepenuhnya dan perlahan saat wajah berada di dalam air, lalu mengambil napas melalui mulut dengan cepat saat kepala di permukaan. Pola pernapasan yang teratur ini, merupakan kunci utama untuk menjaga stamina dan meminimalisir ketegangan saat
berenang.
5. Rotasi Tubuh yang Kurang Memadai (Gaya Bebas)
Berusaha berenang dengan tubuh datar atau tidak menggunakan rotasi pinggul dan bahu merupakan kesalahan yang signifikan, karena mengurangi kekuatan dan jangkauan kayuhan, mengingat kekuatan utama berasal dari putaran inti tubuh, bukan hanya lengan. Solusinya adalah dengan melatih rotasi tubuh dengan berguling ke samping saat mengayuh, sebuah teknik yang dapat dilatih melalui rotasi tubuh. Rotasi yang memadai ini memungkinkan perenang bernapas lebih mudah dan memanfaatkan otot punggung yang lebih kuat untuk menghasilkan kayuhan yang jauh lebih efisien.
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di
Metrotvnews.com.
(Kelvin Yurcel)