11 August 2023 22:01
Kualitas udara Jakarta semakin buruk, bahkan terburuk di dunia menurut data Air Quality Index. Penggunaan transportasi pribadi dituding sebagai penyebab utama polusi udara tersebut.
Gambaran kasat mata kondisi udara di kawasan Bundaran Hotel Indonesia dan sekitarnya sangat buruk. Terlihat udara tidak cerah dengan kepekatan yang mengkhawatirkan.
Menurut Air Quality Index (AQI), kualitas udara Jakarta kembali masuk kategori 'tidak sehat'. Melansir dari IQAir, AQI mencatat bahwa kualitas udara Jakarta berada di angka 156 dan menduduki posisi pertama sebagai kota udara terkotor di dunia. Pada 11 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta bahkan berada di angka 164.
Untuk diketahui, skor 0 hingga 50 masuk dalam kategori baik. Kemudian 51 sampai 100 masuk kategori sedang. Pada tingkat ini, kualitas udara tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia dan hewan, tapi berpengaruh pada tumbuhan.
Kemudian skor 101 sampai 150 sudah masuk kategori udara tidak sehat untuk kelompok sensitif. Dan 151 sampai 200 masuk tidak sehat yang bersifat merugikan manusia ataupun hewan.
Kondisi polusi buruk ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga kota-kota lain sekitar Jakarta. Kota Tangerang Selatan di angka 172 AQI, Kota Tangerang 164, Serang 161, dan Bandung 155.
Dalam kondisi udara buruk, maka warga harus waspada dan melindungi diri dengan cara memakai masker, hindari aktivitas outdoor, menutup jendela, dan menyalakan penyaring udara.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto meminta warga melakukan sejumlah pencegahan, seperti mengecek tingkat kualitas udara menggunakan aplikasi, hingga menggunakan masker saat beraktivitas terutama di luar ruangan. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi polusi udara di ibu kota.
Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, salah satu faktor yang menguatkan tingkat polusi adalah tingginya volume kendaraan bermotor yang berada di ibu kota. Heru berharap partisipasi masyarakat dengan beralih menggunakan kendaraan umum agar volume kendaraan bermotor pribadi berkurang.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Sigit Reliantoro mengatakan, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi buruknya kualitas udara di Jakarta. Sigit menyebut, siklus meteorologi ikut mempengaruhi buruknya kualitas udara di ibu kota, selain faktor pembuangan emisi dari transportasi.
Untuk mengurangi buruknya kualitas udara di Jakarta ini perlu kerja sama lintas sektor termasuk peran aktif masyarakat. Pemerintah mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mulai beralih ke penggunaan kendaraan umum.
Salah satu solusi untuk mengurangi polusi udara Jakarta adalah dengan mengurangi beban aktivitas masyarakat. Salah satu caranyanya adalah pindah ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Memang buruknya kualitas udara sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu. Yang jadi masalah, tidak ada konsistensi kebijakan untuk memperbaiki kualitas udara tersebut.