Bentang Alam Pulau Jawa Mirip Bukit Barisan Sumatra, Warga Diimbau Waspada Bencana

6 December 2025 13:50

Bentang alam Pulau Jawa disebut memiliki kemiripan struktur geologi dan geomorfologi dengan Pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra. Kesamaan ini memicu imbauan keras dari ahli kebencanaan agar masyarakat di Jawa dan wilayah serupa lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana geologi dan hidrometeorologi.

Mantan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang juga Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa beberapa wilayah di Indonesia memiliki bentang alam yang mirip dengan Bukit Barisan.

Karakteristik Bukit Barisan: Curam dan Tanah Rentan Longsor

Pegunungan Bukit Barisan, yang membentang dari Aceh hingga Lampung, dikenal memiliki tingkat kecuraman lereng yang tinggi. Kondisi ini diperparah dengan lapisan tanah yang tipis, sehingga sangat mudah longsor dan hanyut saat diterjang banjir.

Permukiman warga seringkali didirikan di kawasan aluvial, yaitu area di kaki lereng yang lebih landai karena karakteristik tanahnya yang sangat subur. Lokasi ini menjadi sangat rentan dan banyak permukiman yang menjadi korban ketika banjir bandang terjadi.

Prof. Dwikorita menyebut, struktur bentang alam yang berisiko tinggi terhadap bencana banjir bandang dan tanah longsor—seperti yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat—juga dimiliki oleh Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
 
Baca juga: Ahli Geologi Ungkap Ciri Lereng Sebelum Longsor, Ini Tanda-Tandanya

Siklus Hujan Bergerak ke Selatan, Jawa Diprediksi Giliran Berikutnya

Kesiapsiagaan menjadi krusial mengingat Indonesia telah memasuki periode pertumbuhan siklon di belahan bumi selatan, yang biasanya terjadi antara Desember hingga April. Dwikorita menambahkan, setelah Pulau Sumatra, biasanya curah hujan tinggi akan bergerak ke selatan menuju Pulau Jawa. 

"Setelah Pulau Sumatera, biasanya curah hujan tinggi akan bergerak ke selatan menuju Pulau Jawa" ungkap Dwikorita.

Selain itu, bibit-bibit siklon diprediksi akan semakin sering muncul. Faktor lain yang memperburuk risiko bencana adalah kondisi lahan yang rentan dan hutan yang terbuka.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggie Meidyana)